KPU Geram dengan Video Ustadz Rahmat Baequni
Beredar video ceramah Ustadz Rahmat Baequni. Ia menyebut ratusan petugas pemilu yang meninggal sengaja diracun. Tujuannya, kata Rahmat Baequni, agar KPPS tidak bisa memberikan kesaksian mengenai kondisi di tempat pemungutan suara (TPS) Pemilu 2019. Video tersebut diunggah salah satu akun Twitter @p3nj3l4j4h.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) geram mengetahui video ceramah yang disampaikan oleh Ustadz Rahmat Baequni tersebut. Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menyebut berita bohong itu dibungkus ceramah agama.
"Bilang KPPS diracun untuk bungkam saksi kecurangan? Orang ini menyebar hoax dengan bungkus ceramah agama," cuit Pramono di akun Twitter-nya, @PramonoUtan.
Secara terpisah, 3 lembaga telah lakukan pendalaman atas meninggalnya KPPS. Yakni Kemenkes, KomnasHAM, & Ombudsman.
— Pramono U. Tanthowi (@PramonoUtan) June 19, 2019
Dlm laporan mereka, tdk ada yg menyebut2 racun sbg penyebab kematian.
Orang ini (RB) harus pertanggungjawabkan perbuatannya. pic.twitter.com/xoNvLv0z6t
Pramono mengatakan sudah ada 3 lembaga yang mendalami soal penyebab meninggalnya petugas KPPS, yaitu Kementerian Kesehatan, Komnas HAM, dan Ombudsman. Dan tidak ada laporan dari ketiga lembaga itu yang menyebut petugas KPPS meninggal karena diracun.
"Di tiap TPS, ada 7 petugas KPPS. Jika 1 orang meninggal, maka 6 yang lain masih bisa bersaksi. Silakan Pak Polisi tanya orang ini baik-baik," imbuhnya.
Bilang KPPS diracun utk bungkam saksi kecurangan? Orang ini menyebar hoax dg bungkus ceramah agama.
— Pramono U. Tanthowi (@PramonoUtan) June 19, 2019
Di tiap TPS ada 7 Petugas KPPS. Jika 1 meninggal, maka 6 yg lain masih bisa bersaksi.
Silakan pak polisi tanya orang ini baik2. pic.twitter.com/Sr96hZpP0S
Advertisement