KPK Wisata ke Candi Borobudur, Ajakan untuk Ikut Korupsi
Pejabat negara terkait sita-menyita mempunyai akses informasi lebih dulu. Kapan barang sitaan itu akan dilelang. Tak segera dikabarkan pada publik, tapi dia sendiri yang ikut lelang. Ya, itulah harta kekayaan dari "harga likuidasi", lebih murah. Jalan aman menumpuk kekayaan.
Sesekali pimpinan KPK punya gaya. Seorang di antara mereka, memiliki total kekayaan Rp 13.489.250.570 yang dilaporkannya pada 2020. Sementara harta kekayaan yang dilaporkannya pada 2019 senilai Rp 9.230.857.661 atau naik sekitar Rp 4,25 miliar.
Dengan rincian, harta kekayaannya pada 2020, memiliki 13 tanah dan bangunan senilai Rp 11.080.000.000, alat transportasi Rp 297.000.000, harta bergerak lainnya Rp 162.769.600, surat berharga Rp 500.000.000, kas dan setara kas Rp 2.706.880.970, dan harta lainnya Rp 121.600.000.
Ah, jangan terlalu pusing dengan angka-angka itu ya. Tapi penjelasan yang bersangkutan begini: Aset itu kebanyakan tanah dan bangunan yang dibelinya dari lelang negara.
"Biasanya, terhadap objek yang sudah lelang ketiga atau harga likuidasi sehingga harga pembeliannya relatif murah. Selanjutnya, saya renovasi dan saya jadikan rumah atau kosan, kadang saya jual kembali setelah renovasi atau kadang saya renovasi untuk usaha kosan," tutur seorang Komisioner KPK itu.
Terkait KPK, ada dua humor menarik seperti ini.
KPK Wisata ke Candi Borobudur
Guna mengurangi stres pekerjaan tim penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menumpuk, suatu hari mereka berwisata ke candi Borobudur. Setelah masuk ke kawasan candi mereka dipandu seorang pemandu wisata. Oleh sang pemandu diceritakan awal berdirinya dan proses pendirian Candi Borobudur.
"Candi ini dibangun pada jaman Kerajaan Syailendra pada tahun 600 M, Dan perlu bapak-bapak ketahui, bahwa candi sebesar ini dibangun tanpa menggunakan semen sedikit pun.!!!."
Para peserta pun terkagum-kagum.
Pada saat keluar candi, tiba-tiba sang pemandu wisata didatangi oleh salah satu anggota KPK. Dengan setengah berbisik staf KPK itu berkata,
"Mas, tolong kasih tahu saya siapa kontraktor yang membangun candi ini!!. Masak bangun candi sebesar ini nggak pakai semen. Ini benar-benar keterlaluan..!! Saya mau usut tuntas kasus ini."
Ajakan Untuk Ikut Korupsi
Suatu hari, Amrin Pembolos bertamu ke rumah Rahmat sahabatnya sejak dari SMA. Perawakan Rahmat masih cungkring kurus kering seperti dulu waktu SMA.
Sedangkan Amrin sendiri sudah menjadi gemuk dalam urusan perut. Pertanda bahwa sudah sukses dalam pekerjaannya.
Amrin : "Bagaimana kabarmu, Mat?"
Rahmat : "Ya tetep begini-begini aja. Seperti yang kamu lihat ini..."
Amrin : "Lha gimana sih? Harusnya itu kalau kerja yang serius!! supaya bisa dapet uang banyak!!"
Rahmat : "Sebenarnya kalau masalah kerja, aku udah serius, tapi apa daya, aku masih tetapp kekurangan. Istriku juga masih sering ngomel..."
Amrin : "Jaman sekarang itu kalau kerja jujur itu gak bakal dapt apa-apa!! Gak bakal bisa nyukupin kebutuhan sehari harimu!"
Rahmat : "Maksudnya?"
Amrin : "Begini, aku beri tahu rahasianya ya? Contonya aku, kerjaanku cuman kecil-kecilan di kantor, tapi gimana caranya supaya aku bisa dapat uang tambahan buat ngecukupin kebutuhan sehari hari. Maka dari itu, hidupku skeluarga bisa kecukupan. Gak kayak kamu."
Rahmat : "Emang caranya bagaimana, Mrin?! Aku ajarin donk supaya bisa makmur kaya kamu sekarang. Kalau aku cuma berharap dari bosku sekarang juga gak mungkin cukup!!"
Amrin : "Caranya gampang banget, Mat. KORUPSI. Coba dulu, kecil-kecilan saja. Kecil-kecilan supaya tidak ketahuan."
Rahmat : "KORUPSI??!!! Gila kamu??!!"
Amrin : "Iya! kaya yang di TV itu lho. Orang-orang kelas atas kan korupsinya gede-gede tuh. Nah, kita-kita yang kecilan saja. Kalau aku biarpun kecil, tapi bisa nyukupin kebutuhan sekeluarga... Ayo, kamu mesti bisa kok. Inget lagi kebutuhanmu yang jauh dari kata 'terpenuhi'..."
Rahmat : "Bentar dulu, Mrin. Sebenarnya aku setuju dengan usulmu yang satu ini. Tapi masalahnya, aku gak bakal bisa deh kalo mau korupsi di tempat kerjaan..."
Amrin : "Kok bisa?! ada apa gerangan??! Emang pengawasan di kantormu ketat?? Udah ada yang ketahuan korupsi?? atau diawasin sama KPK??"
Rahmat : "Bukan masalah itu..."
Amrin : "Terus?? Masalah apa lagi yang kamu pusingin??"
Rahmat : "Aku ini kerjaanya ikut orang, jasa sedot tinja. Nah kalau begitu, apaan yang mau dikorupsi??!! Tiap hari ane ngubek-ubek tinja orang."
Amrin : "???"