KPK Tetapkan Pimpinan DPRD Jawa Timur sebagai Tersangka, Siapa Saja Mereka? Ini Profilnya
Komisi Pemberantasan Korupsi dikabarkan menetapkan tiga pimpinan DPRD Jawa Timur. Penetapan tiga pimpinan DPRD Jawa Timur ini sebagai buntut kasus lama soal dana hibah yang menimpa Sahat Tua Simanjuntak.
Komisi Pemberantasan Korupsi memang belum merilis tiga nama pimpinan DPRD Jawa Timur yang menjadi tersangka baru tersebut. Namun kabar yang beredar di kalangan wartawan, pimpinan DPRD Jawa Timur yang menjadi tersangka baru itu diduga adalah Kusnadi, Anwar Sadad, Achmad Iskandar.
Satu lagi tersangka bukan dari jajaran pimpinan DPRD Jawa Timur melainkan anggota DPRD Jatim yang berasal dari Daerah Pemilihan Madura. Diduga anggota DPRD Jawa Timur yang menjadi tersangka baru itu diduga adalah Mahfud dari Partai PDIP.
Kusnadi
Meski berkarier sebagai politisi di Jawa Timur, namun Kusnadi ternyata bukan kelahiran Jawa Timur. Kusnadi dilahirkan di lahir di Kota Tebingtinggi Sumatera Utara pada 7 Desember 1958 lalu. Dia mengawali kiprahnya menjadi anggota dewan pada tahun 2004 lalu. Dia menjadi anggota DPRD Jawa Timur masa bakti 2004-2009. Kemudian dia terpilih lagi sampai akhirnya tersandung oleh KPK.
Kusnadi juga pernah menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim pada tahun 2015-2019. Karier politik tergolong mengkilat. Dia kemudian menjadi Ketua DPRD Provinsi Jatim periode 2019-2024.
Selain sebagai politisi, Kusnadi juga dikenal sebagai akademisi. Dia dikabarkan juga pernah menjadi dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya tempat almamaternya. Sekedar diketahui saja Kusnadi menyelesaikan pendidikan S1 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, kemudian S2 Universitas Gadjah Mada.
Dalam kehidupan sehari-hari, Kusnadi juga dikenal sangat relijius. Dia rajin menjalankan puasa sunah Nabi Daud. Dalam sebuah kesempatan Ngopibareng.id pernah bertamu di ruang kerja. Di meja tamu ruang kerjanya terhidang aneka buah untuk tamu. Dia mempersilakan untuk mengambil. Dia sendiri tak menjamah karena mengaku sedang berpuasa Daud. Kata dia puasa sunah itu rajin dia lakukan sejak dulu.
Anwar Sadad
Nama lengkapnya adalah Dr. K.H. Anwar Sadad, M.Ag. Dia biasa dipanggil Gus Sadad. Anwar Sadad lahir lahir 27 November 1973. Dia bisa disebut politisi santri yang lahir dari keluarga Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan asuhan almarhum KH. Nawawi Abdul Jalil.
Pendidikan
S1 Studi Agama - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (1998)
S2 Studi Islam - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (2000)
S3 Studi Islam - Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (2022)
Organisasi
Ketua DPD Partai Gerakan Indonesia Raya Provinsi Jawa Timur.
Ketua Dewan Pakar Ikatan Alumni Santri Sidogiri (2016-2020)
Penasihat LBM PCNU Kota Surabaya (2018-sekarang)
Wakil Sekretaris PCNU Kab. Pasuruan (2000-2001)
Ketua 2 PKC PMII Jawa Timur (1999-2000)
Ketua Ikatan Mahasiswa Penerima Beasiswa Djarum (1995-1996)
Karier
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pasuruan Fraksi PKB (2004-2009)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur Fraksi PKNU - Fraksi Gerindra (2009-2019)
Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Timur Fraksi Gerindra (2019-2024)
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Gerindra (2024-2029)
Anwar Sadad selain dikenal sebagai politisi ulung, dia juga moncer di bidang akademis. Terbukti dia berhasil menyelesaikan S3-nya di Universitas Negeri Islam Sunan Ampel dengan predikat memuaskan. Dia sebenarnya bisa meraih predikat cumlaude namun terbentur masa studinya.
Anwar Sadad mengangkat disertasi berjudul Genealogi Politik Islam Indonesia Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Telaah Terhadap Produk Kebijakan Pemprov Jatim Perspektif Maqasid al-Shariah). Anwar Sadad mengangkat tema itu karena dia ingin menanamkan politik sebagai alat perjuangan.
"Perjuangan politik Islam jangan berhenti di simbol-simbol saja," kata Sadad.
Achmad Iskandar
Achmad Iskandar tercatat sebagai pimpinan DPRD Jatim periode 2019-2024 yang paling tajir. Sebagian besar harta Iskandar berasal dari tanah dan bangunan bernilai Rp 7.000.000.000. Selain itu, Iskandar memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.482.000.000 serta setara kas Rp 2.885.195.972.
Dikutip dari DCT Info Pemilu KPU, terakhir akses tanggal 18 Januari 2024, Achmad Iskandar lahir di Pamekasan, di tanggal cantik, 10-10 tahun 1949. Pria berusia 75 tahun ini kader Partai Demokrat.
Jabatannya mentereng di partai berlogo bintang mercy itu. Ia pernah menjabat Bendahara DPD Partai Demokrat Jawa Timur periode 2011-2016. Selanjutnya, Achmad Iskandar 'naik pangkat' sebagai Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Kini, ia menduduki jabatan Ketua Dewan Pertimbangan DPD Jawa Timur periode 2022-2027.
Drs. H. Achmad Iskandar, M.Si., demikian gelarnya yang diperoleh dari pendidikan S2 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag 1996-1998), dan S1 Universitas Dr. Soetomo Surabaya (Unitomo 1983-1986. Semasa sekolah, ia pernah menempuh pendidikan di SMA Sekolah Panitera Pengadilan Malang (1964-1967).
Mahfud S.Ag
PDIP Bangkalan membenarkan KPK menggeledah rumah salah satu kadernya, anggota DPRD Jatim, Mahfud. Ia merupakan anggota DPRD Jatim dari Dapil Jatim XIV Madura meliputi Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Penggeledahan tim penyidik KPK dilakukan di rumah yang berada di Bangkalan. "Iya betul ada, tapi bukan OTT hanya penggeledahan," kata Ketua DPC PDIP Bangkalan, Fatkurrahman kepada media.
Namun demikian, Mahfud belum menyampaikan keterangannya sehingga belum diketahui statusnya saat ini di mata penyidik KPK.
Dikutip dari berbagai sumber, Mahfud pernah menjabat Wakabid Kehormatan Partai DPC PDIP Bangkalan. Ia juga menjabat Bendahara PC GP Ansor Bangkalan, pengakuan ini dikutip pada 2021 silam.
Dari hasil Rekapituliasi Penghitungan Suara Pemilu 2024 tingkat provinsi yang dilakukan oleh KPU Jatim, Maret lalu, PDIP sebagai partai pemenang suara terbesar ketiga menempatkan calegnya incumbent Mahfud dengan suara caleg terbanyak di Dapil XIV sebanyak 210.830 suara.