KPID Dorong Penyiaran Lokal Berjaringan dengan TVRI, Ini Sebabnya
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur menggelar diskusi kelompok terpumpun secara daring dengan Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) se-Jatim pada 21 September 2022.
Ketua KPID Jatim Immanuel Yosua Tjiptosoewarno mengatakan LPPL perlu berjaringan dengan sesama lembaga maupun dengan TVRI dan RRI untuk memperkuat potensi lokal.
"Berbicara tentang kewajiban, LPPL di Jatim mesti ikut serta dalam diseminasi informasi. LPPL mesti dilibatkan oleh pemerintah daerah, DPRD, bahkan pemerintah pusat saat menyampaikan informasi pembangunan kabupaten/kota, provinsi maupun nasional," kata Yosua saat membuka diskusi kelompok terpumpun, dalam keterangan tertulis yang diterima Ngopibareng.id, Rabu 21 September 2022.
Diskusi ini dihadiri oleh lebih dari 30 peserta LPPL se-Jatim. Pada pekan-pekan sebelumnya, KPID Jatim juga telah menggelar berbagai diskusi dengan peserta yang berasal dari lembaga penyiaran televisi swasta lokal, radio lokal, dan radio komunitas seluruh Jawa Timur.
Tujuannya untuk penyebaran informasi pembangunan dan memperkuat komunitas penyiaran lokal.
Diskusi ini merupakan upaya KPID Jatim mendorong kolaborasi dan penguatan kapasitas insan dan industri penyiaran. KPID Jatim berkomitmen untuk menciptakan iklim siaran yang sehat guna mendukung pembangunan daerah dan mengedukasi masyarakat Jawa Timur.
Kebutuhan diseminasi informasi pembangunan dibenarkan oleh Arvie Hendrawijaya dari LPPL Radio Malowopati Bojonegoro. Pihaknya telah aktif memberikan informasi tentang pembangunan di daerahnya, bahkan radio swasta ikut menyiarkan berita yang dibuat oleh Malowopati.
Radio ini juga memperkuat potensi UMKM di Bojonegoro yang selama ini jarang dilirik oleh radio swasta. Koordinator bidang Isi Siaran KPID Jatim Sundari mengatakan diskusi ini mempertemukan tantangan penyiaran publik lokal dengan praktik baik yang telah dilakukan LPPL.
Ia juga mengatakan pertemuan ini mencari solusi terkait masalah kelembagaan, perizinan, hingga kebutuhan konten LPPL Jatim. Ketika duduk bersama, LPPL bisa saling belajar dan menguatkan sehingga menemukan jawaban permasalahan penyiaran publik lokal yang selama ini belum ditemukan.
"Misalnya terkait kebutuhan konten, LPPL bisa bersinergi secara setara dengan RRI. LPPL juga bisa ikut asosiasi untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan produksi siarannya," kata Ndari.
Kepala Seksi Siaran RRI Madiun Yulia Harfiah mengatakan pihaknya telah berkolaborasi dengan berbagai LPPL di Pacitan, Magetan, Bojonegoro, dan lain sebagainya untuk saling berbagai informasi. Ia berharap kelak ada program siaran LPPL yang bisa di-relay, tak hanya program berita saja.
Penguatan asosiasi juga disampaikan oleh Wakil Sekretaris Asosiasi LPPL Radio Jatim Risma Erina. Pengurus Radio Persada Blitar ini mengatakan telah ada program siaran hasil kolaborasi misalnya Buletin Jawa Timur yang disiarkan setiap sore pada hari Senin hingga Jumat.
Ada pula Potret Jatim yang membahas potensi wisata, budaya, dan kuliner Sabtu dan Minggu. "LPPL yang belum bergabung, ayo ikut asosiasi dan aktif berbagi siaran. Kami juga sering mengadakan upgrade SDM penyiaran," ujar Risma.
Diamini oleh Tenaga Ahli Direktur RRI, Aries Widojoko, mengatakan LPP dan LPPLhadir untuk mengembangkan potensi lokal dan diseminasi informasi pembangunan. LPPL bisa bersepakat dengan sesama lembaga penyiaran publik lokal maupun RRI/TVRI saat memproduksi program dengan saling menguntungkan. Bahkan, kata Aries, LPPL juga bisa berkolaborasi dengan radio komunitas hingga pendengarnya.
"Zamannya kolaborasi. LPPL bisa masuk dan berjaringan dengan pendengar atau komunitasnya. Manfaatkan juga teknologi on demand dan teknologi audio visual," ucap Aries.