KPAI Kritik Masalah Server dalam UNBK
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan Retno Listyarti mengaku prihatin terhadap kendala server saat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP.
"Kami menyampaikan keprihatinan atas kasus server Kemdikbud untuk UNBK yang mengalami masalah di hari pertama UNBK SMP/MTs sehingga mengakibatkan keterlambatan UNBK di berbagai sekolah," kata Retno di Jakarta, Rabu.
Keterlambatan tidak sekedar 30 menit seperti disampaikan para pejabat Kemdikbud, karena KPAI menerima laporan dari orang tua yang anaknya mengikuti UNBK SMP bahwa keterlambatan sampai 3,5 jam. Ujian sesi satu yang seharusnya mulai jam 7.30 molor hingga pukul 11.00 WIB. Akibatnya sesi dua dan tiga juga molor waktunya. Sesi tiga berakhir ujian sekitar pukul 18.00 WIB.
"Tentu saja anak-anak kelelahan menunggu dan berdampak pula psikologis anak-anak," kata Retno.
KPAI menyayangkan penjelasan beberapa pejabat Kemdikbud yang menyatakan server Kemdikbud bermasalah karena kelebihan beban akibat peserta UNBK SMP melonjak hingga 100 persen yaitu mencapai 4,3 juta peserta.
"Kalau sudah tahu peserta UNBK melonjak drastis, mengapa Kemdikbud tidak mengantisipasi dari awal, sehingga server anjlok mestinya tidak terjadi," kata Retno.
KPAI mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk kualitas ujian nasional, namun upaya itu harus memiliki perspektif anak di mana potensi dampak psikologis anak harus menjadi pertimbangan dalam membuat kebijakan.
KPAI juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah memenuhi delapan standar nasional pendidikan, terutama standar sarana dan prasarana serta standar pendidik dan tenaga kependidikan, sehingga proses pembelajaran "High Order Thinking Skills" atau HOTS dapat dilaksanakan di berbagai sekolah.
"Sehingga kalau proses pembelajarannya sudah HOTS maka adil jika soalnya juga HOTS. Pemerintah jangan berpikir bahwa meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan kesulitan soal, bukan meningkatkan kualitas pendidik dan sarana prasarana pendidikan yang merata di seluruh Tanah Air," tutup Retno.