KPAI: Hanya 79 Persen Sekolah yang Siap Pembelajaran Tatap Muka
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa perubahan perilaku dalam menghadapi pandemi Covid-19 di lingkungan sekolah masih belum maksimal menjelang dimulainya pembelajaran tatap muka.
“Perubahan perilaku dalam disiplin 3M yang masih belum maksimal dan pencapaian vaksinasi anak yang masih rendah harus menjadi perhatian,” kata Komisioner KPAI Retno Listyarti lewat keterangan tertulis, Ahad, 2 Januari 2021.
Retno mengatakan lembaganya melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka terbatas yang dilakukan di 8 provinsi selama 2021. Hasilnya, KPAI menemukan bahwa kesiapan infrastruktur untuk menjalani sekolah tatap muka selama pandemi Covid-19 sudah lebih baik dari 2020. Infrastruktur itu misalnya mengenai adanya tempat untuk cuci tangan.
Menurut data KPAI, ada 11 sekolah di jenjang SMA, 1 SMK dan 5 SMP yang mendapatkan skor sangat baik dalam hal adanya infrastruktur kebersihan yang memadai. Retno mengatakan jumlah sekolah yang mendapatkan skor sangat baik itu hanya sekitar 15,28 persen dari jumlah total sekolah yang diawasi oleh KPAI.
“Namun tidak ada jenjang SD yang mencapai skor tersebut,” kata Retno.
Sementara, sekolah yang mendapatkan penilaian Baik ada 10 sekolah di jenjang SMA, 10 SMK, 7 SMP dan 5 SD. Jumlah itu berkisar pada angka 44,44 persen dari jumlah sekolah yang diawasi oleh KPAI. Untuk kategori cukup, KPAI mencatat ada 5 sekolah di jenjang SMA, 6 SMP dan 3 SD atau 19,44 persen dari total sekolah yang diawasi.
Untuk kategori kurang ada 5 sekolah pada jenjang SMA, ada 2 sekolah untuk jenjang SMP, dan ada 3 sekolah untuk jenjnag SD. Jika ditotal secara keseluruhan maka kesiapan infrastruktur untuk kategori kurang dari total sekolah yang diawasi adalah 11,12 persen.
Adapun untuk kategori sangat kurang ada 1 sekolah di jenjang SMA, 1 sekolah di jenjang SMK, 3 sekolah dijenjang SMP dan 2 sekolah dijenjang SD. Jika ditotal secara keseluruhan maka kesiapan infrastruktur untuk kategori sangat kurang dari total sekolah yang diawasi adalah 9,72 persen.
Retno mengatakan dari data tersebut jumlah sekolah yang dianggap sangat siap menjalankan pembelajaran tatap muka berjumlah 79,17 persen. Sedangkan sisanya yang mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang mencapai 20,83 persen.
“Artinya, dengan kondisi belum siap, ternyata sekolah tetap menggelar tatap muka. Meskipun ketidaksiapan itu di antaranya adalah belum dibuatnya standar operasional prosedur dalam berbagai layanan saat PTM terbatas yang penilaiannya mencapai 30 persen dari total nilai,” kata dia.