Kota Surabaya Nihil Kasus Cacar Monyet, Dinkes Tekankan Masyarakat Jaga Pola Hidup Bersih-Sehat
Kota Surabaya masih tercatat nihil kasus cacar monyet atau monkeypox. Namun, Pemerintah Kota Surabaya tetap melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah penularan wabah tersebut
"Belum ada kasus (monkeypox) di Kota Surabaya," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina, Minggu 1 September 2024.
Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, Dinkes Kota Surabaya, Moh. Ashadi Mu’minin mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah preventif, berupa sosialisasi kewaspadaan terhadap Mpox sejak tahun 2023.
Di tahun 2024 ini, Dinkes Kota Surabaya memasifkan sosialisasi kewaspadaan cacar monyet melalui jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), kelurahan, kecamatan, RS, hingga puskesmas.
"Kami sudah mensosialisasikan mengenai managerial kasus terkait gejala, cara penularan, hingga langkah pencegahan terkait mpox, kami juga bekerja sama dengan otoritas pelabuhan dan bandara, untuk memperketat pintu-pintu masuk Kota Surabaya melalui pelabuhan dan bandara," katanya.
Ashadi juga menjelaskan, Pemkot Surabaya juga meningkatkan kapasitas dan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini, pelatihan, dan pengendalian Mpox. Pihaknya juga melakukan pelatihan rekam medis hingga peningkatan atau menyediakan peralatan yang diperlukan untuk mendeteksi dini penyakit Mpox.
"Kami juga melakukan pengecekan, dan konfirmasi kasus 1x24 jam, itu harus dilaporkan. Dengan ini, akan kita tindak lanjuti agar penanganannya lebih cepat,” jelasnya.
Ashadi juga menegaskan, pihaknya juga melakukan pemantauan kasus Mpox secara berkala sejak tahun lalu. Pemantauan kasus tersebut dilakukan melalui aplikasi SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
“Jadi kita memantau melalui aplikasi ini, dan ini bisa dipantau oleh seluruh Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia. Kami juga melakukan diseminasi informasi kepada masyarakat secara masif, baik melalui media massa ataupun sosial media, tujuannya agar tidak timbul hoaks atau timbul kepanikan di masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RS Husada Utama Ni Putu Susari Widianningsih, menjelaskan sejumlah upaya pencegahan agar masyarakat terhindar dari penyakit Mpox, yakni dengan menjaga pola hidup sehat dan mengolah makanan dengan baik dan benar.
Bahwa penularan Mpox dapat melalui berbagai komponen, di antaranya melalui cairan tubuh, luka, hubungan seksual, droplet, hingga melalui bekas luka Mpox.
”Karena penularanya ini bisa dari hewan, dari makanan daging yang dimasak dengan cara tidak baik, kemudian juga bisa memerhatikan kesehatan hewan peliharaan,” katanya.
Susari juga menjelaskan, gejala Mpox yang perlu diketahui oleh masyarakat adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening dan terasa nyeri. “Lalu timbul ruam-ruam, hingga demam, itu harus waspada. Jika ada riwayat kontak atau bepergian, itu harus memeriksakan diri ke dokter,” jelasnya.
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melupakan pola hidup sehat, supaya tidak mudah tertular penyakit tersebut.
“Kami harap terus waspada jika kemudian ada gejala. Selain itu kami harap pemerintah bisa memperluas testing untuk pemeriksaan terhadap orang-orang bergejala, dan harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghambat penyebaran yang lebih luas lagi,” pungkasnya.
Advertisement