Kota Surabaya Inisiasi Program RW Responsif Gender Selama10 Bulan
Pemerintah Kota Surabaya menginisiasi program RW responsif gender untuk mengedukasi warga supaya lebih peka serta peduli terhadap potensi kekerasan perempuan dan anak di masing-masing lingkungannya.
Program tersebut akan berjalan selama 10 bulan dimulai pada akhir bulan Februari 2024 ini. Program tersebut diadakan untuk merespon kekerasan perempuan dan anak-anak yang akhir-akhir ini terjadi di Surabaya.
Seperti diketahui, di Kota Surabaya beberapa waktu lalu bocah berinisial GE mendapatkan kekerasan dari ibu kandungnya, selain itu, adapula kasus pelecehan seksual yang dialami remaja berinisial B, nahasnya pelaku adalah keluarga korban.
Kepala Bidang Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak (PUG-PHA) DP3A Surabaya, Relita Wulandari menjelaskan selama 10 bulan pihaknya bersama akademik akan turun ke 1.360 RW yang ada di Surabaya. Hal ini untuk melakukan edukasi dan pendampingan terkait gender dan anak kepada perwakilan RT.
"Audiencenya nanti RT dan RW, nanti kami akan bertemu selama 10 bulan. Kami beritahu masalah tentang bagaimana perempuan bisa berdaya, tidak menjadi korban kekerasan dan bagaimana tidak terjadi perkawinan anak. Lalu, kami juga akan membahas bagaimana perempuan bisa mengambil peran di masyarakat," katanya Rabu, 21 Februari 2024.
Menurutnya, kegiatan RW responsif gender akan melengkapi program Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang sudah berjalan selama ini.
Ia berharap program yang akan dijalankan bisa semakin menyebarluaskan tentang edukasi perlindungan perempuan dan anak. Jadi ketika ada kasus atau tanda-tanda mengarah kesana masyarakat bisa mengerti langkah apa yang harus dilakukan.
"Makanya kami harapkan dengan turun (melakukan edukasi) warga tahu ada korban kekerasan bisa melaporkan kemana. Ya, itu ada UPTD dan kami share agar masyarakat tau harus kemana," tandasnya.
Advertisement