Kota Surabaya Akan Buat Sekolah untuk Anak Korban Kekerasan
Pemkot Surabaya berencana membangun kembali Sekolah Bibit Unggul. Sekolah tersebut akan ditujukan untuk anak-anak korban kekerasan dalam menimba ilmu.
Hal ini disampaikan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi. Eri ingin ada sekolah untuk anak-anak berprestasi dari keluarga tidak mampu ataupun anak-anak korban kekerasan.
"Nanti saya inginnya seperti asrama. Jadi yang di Sekolah Bibit Unggul anak yang punya prestasi, anak-anak (korban kekerasan, seperti habis disiksa ibunya dimasukkan situ, sehingga kami bisa kontrol psikisnya agar kembali normal," paparnya Sabtu, 27 Januari 2024.
Menurut Eri, sebenarnya sekolah Bibit Unggul sudah ada di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Kalijudan. Namun, sekolah tersebut sudah lama tidak aktif. Maka dari itu, ia ingin kembali menghidupkan sekolah tersebut.
"Kalau dulu sekolah Bibit Unggul setelah sekolah kembali ke rumah masing-masing. Ini saya mau hidupkan lagi tapi nanti ada asramanya, supaya bisa mengontrol dan memberikan pelajaran yang lebih bagus buat mereka," ungkapnya.
Sekolah tersebut rencanannya akan dibangun di dekat Liponsos Keputih Surabaya. Akan ada sekolah SMA dan juga asrama untuk mereka tinggal. "Modelannya nanti seperti Sekolah Anak Negeri," imbuhnya.
Rencana tersebut juga didukung oleh Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan, Ali Murtadlo yang tidak lain adalah mantan siswa sekolah Bibit Unggul dahulu.
Sekolah tersebut mendidik anak-anak dari keluarga tidak mampu tapi memiliki kemampuan akademis yang baik.
"Waktu sekolah dulu juga ada tes matematika, kimia, fisika, tapi orang tua tidak mampu menyekolahkan, itu yang diambil," jelasnya.
Ali bercerita, pembinaan yang dilakukan di sekolah tersebut dilakukan dengan pendidikan kedisplinan. Siswa harus bangun Subuh dan melaksanakan apel, lalu sarapan bersama untuk kemudian belajar di kelas.
"Semuanya disiapkan mulai dari pakaian, makan, sekolah, diantar dan dijemput. Siswa tugasnya hanya belajar saja," ungkapnya.
Menurut Ali, yang tinggal di asrama sekolah tersebut hanya untuk siswa SMA dan mahasiswa. Sementara siswa SD dan SMP tinggal di rumah, namun mendapat pembiayaan dari pemerintah.
"Dulu tempatnya di Vila Kalijudan kavling 2-4, bangunan sekarang dipakai di Liponsos," tandasnya.
Advertisement