Pemerintah Kota Malang dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) membenahi Tempat Penampungan Akhir (TPA) Supit Urang Kota Malang. Yakni dengan membangun Sanitary Landfill. Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan saat ini Kota Malang sudah masuk pada tahap darurat. Pasalnya sampah terus menimbun, terutama di TPA Supit Urang. Bahkan, dalam satu hari, sampah yang masuk ke TPA Supit urang bisa mencapai 600 ton. Untuk mengatasi permasalahan itu butuh perhatian dan penanganan khusus. "Proyek pembangunan TPA Supit Urang yang saat ini dilaksanakan oleh PT PP (Pembangunan Perumahan) diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan terkait pengelolaan sampah di Kota Malang," kata Sutiaji. Sutiaji menjelaskan Sanitary Landfill ini bukanlah program kerjasama bersama Jerman. Melainkan program pengelolaan sampah yang mendapat bantuan langsung dari Jerman. "Jerman memberi pinjaman kepada Indonesia di bidang persampahan. Dari Kementerian PUPR kemudian menghibahkan program ini ke beberapa Kota dan Kabupaten, salah satunya Kota Malang, untuk pembangunan sanitary landfill di TPA Supit Urang," bebernya. Orang nomor satu di Kota Malang ini menambahkan Sanitary Landfill ini merupakan metode standar yang digunakan di tingkat internasional. Mekanismenya yakni membuang sampah ke dalam kubangan, kemudian dipadatkan sebelum ditutup dengan lapisan tanah. "Setelah itu, bagian bawah dilapisi dengan gio membran yang kedap air supaya air sampahnya tidak menyerap ke dalam tanah," jelasnya. "Dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang harus dihadapi, namun kami optimis bahwa dengan dilandasi niat yang baik maka pelaksanaan pembangunan Sanitary Landfill di TPA Supit Urang dapat berjalan dengan lancar," pungkasnya. Sebagai informasi, Sanitary Landfill ini diterapkan agar bibit penyakit di dalam sampah tidak sampai ke wilayah pemukiman. Pengerjaan proyek senilai Rp 200 miliar ini dilakukan sejak April 2018 lalu dan proses pengerjaanya kini tengah berjalan sekitar 20 persen. (umr)