Kota Malang Bakal Miliki Destinasi ala Malioboro di Kayutangan
Kota Malang pada akhir Desember 2020 bakal memiliki destinasi wisata batu seperti di kawasan Malioboro, Yogyakarta dan Braga, Bandung. Kawasan tersebut yaitu Kayutangan Heritage di Jalan Basuki Rachmad, Kota Malang.
Saat ini proyek revitalisasi kawasan Kayutangan terus dikebut pengerjaannya. Pihak proyek sedang mengeruk aspal jalan untuk digantikan dengan batu andesit. Akses pejalan kaki yang ada di trotoar jalan juga akan diperluas beberapa meter.
Consultant Supervisi PT Prospera Consulting Engginer, Warjo, sebagai pihak kontraktor pembangunan kawasan Kayutangan Heritage menuturkan, bahwa proyek tersebut kemungkinan akan selesai paling lambat pada 25 Desember 2020.
"Nanti di trotoar jalan akan kami tambahkan juga akses bagi difabel. Nanti akan kami buatkan juga taman-taman untuk mempercantik kawasan ini," ujarnya pada Rabu 18 November 2020.
Warjo menuturkan, hadirnya kawasan Kayutangan Heritage ini nantinya akan menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar karena diprediksi banyak wisatawan yang akan berkunjung.
"Nantinya ini akan menumbuhkan ekonomi sekitar dengan adanya pedestrian yang lebar," katanya.
Sementara itu, Kepala Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang, Agung Harjaya Buana mengatakan, kawasan Kayutangan nanti bakal menghadirkan suasana Kota Malang tempo dulu lengkap dengan berbagai atraksi budayanya.
Agung menyebutkan bahwa kawasan Kayutangan ini merupakan destinasi urban tourism seperti yang ada di Jalan Braga, Bandung dan Malioboro, Yogyakarta. Di kawasan Kayutangan Heritage ini jelas Agung nantinya berpotensi sebagai sentra oleh-oleh bagi wisatawan.
"Hal itu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ini juga merupakan upaya Pemkot untuk bisa menggarap sisi-sisi lain dari urban tourism," tuturnya.
Agung mengatakan pemetaan terkait kawasan yang berpotensi sebagai destinasi wisata oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) sudah dilakukan sejak 2018 lalu.
"Hasilnya memang di Kampung Kayutangan sendiri sudah ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang ikut membantu mengidentifikasi daya tarik wisata di kawasan tersebut," katanya.
Untuk diketahui, Kawasan Kayutangan, atau yang saat ini dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmad merupakan pusat perdagangan, dan pertokoan pada masa Hindia Belanda. Di kawasan tersebut, berderet bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Saat ini kawasan tersebut merupakan pusat perkantoran, dan pertokoan. Di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, terdapat beberapa gedung perbankan, dan juga pertokoan yang telah beroperasi sejak puluhan tahun lalu.