Kota Malang Alami Inflasi Terendah pada Juli 2020
Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, pada Juli 2020. Angka inflasi tersebut merupakan yang terendah dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, pada bulan yang sama. "Dalam tiga tahun terakhir, inflasi Kota Malang pada Juli 2020 merupakan yang terendah," terang Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo pada Senin 3 Agustus 2020.
Sunaryo menjelaskan, pada Juli 2018, tercatat tingkat inflasi Kota Malang sebesar 0,21 persen, lalu pada 2019, inflasi sebesar 0,20 persen. Kelompok pengeluaran yang memicu inflasi di Kota Malang diantaranya, yaitu, kenaikan harga pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi, dan jasa lainnya sebesar 1,77 persen.
Lalu, kelompok pengeluaran pendidikan sebesar 0,40 persen, penyedia makanan dan minuman sebesar 0,07 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Sedangkan, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi tersebut adalah, kelompok pakaian dan alas kaki deflasi sebesar 0,04 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen, dan makanan, minuman, dan tembakau deflasi 0,06 persen.
"Kelompok yang mengalami deflasi termasuk makanan, minuman, pakaian, dan alas kaki. Banyak produk di luar makanan, yang mengambat deflasi," ujar Sunaryo.
Dia menambahkan, untuk komoditas penyumbang inflasi diantaranya ada emas perhiasan sebesar 4,34 persen, telur ayam ras sebesar 7,26 persen.
"Selain itu, ada juga komoditi lain, diantaranya kenaikan harga parfum, bumbu masak jadi, tarif pendidikan taman kanak, tahu mentah, cabai rawit, semangka, dan pengharum cucian," jelasnya.
Untuk komoditas yang menghambat inflasi diantaranya, harga daging ayam ras mengalami penurunan harga sebesar 5,83 persen, tiket angkutan udara turun 3,01 persen, bawang merah 17,96 persen, dan bawang putih 13,28 persen.
"Ada juga komoditi sepatu anak, pepaya, jeruk dan pasta gigi menjadi penghambat inflasi di bulan Juli 2020," kata Sunaryo.
Untuk diketahui, pada Juli 2020, selain Kota Malang, daerah lain yang mengalami inflasi di Jawa Timur yaiti Kota Probolinggo sebesar 0,16 persen, Jember dan Banyuwangi sebesar 0,01 persen.
Sedangkan daerah lainnya tercatat mengalami deflasi. Diantaranya, Kota Madiun -0,04 persen, Kota Kediri -0,06 persen, Kota Surabaya -0,41 persen, dan Sumenep -0,12 persen.
Advertisement