Kota Malang Alami Inflasi Terendah di Jawa Timur
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang pada November 2019, tercatat Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,01 persen dan menjadi yang paling rendah di Jawa Timur.
Di wilayah Jawa Timur tercatat 8 kota mengalami Inflasi. Tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,41 persen; diikuti Kediri sebesar 0,38 persen; Probolinggo sebesar 0,31 persen; Jember sebesar 0,28 persen; Surabaya sebesar 0,28 persen; Banyuwangi sebesar 0,22 persen; Madiun sebesar 0,16 persen; dan Malang 0,01 persen.
"Ini termasuk inflasi Kota Malang paling tipis sejak 2011 dan bulan ini paling rendah se-Jatim. Tahun 2018 inflasi pada November sebesar 0,27 persen, dan pada November 2017 sebesar 0,37 persen,” ujar Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo, pada Senin 2 Desember 2019.
Sunaryo mengatakan kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi di Kota Malang yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 0,19 persen, lalu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,19 persen.
Diikuti kelompok pendidikan sebesar 0,16 persen, kesehatan sebesar 0,09 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen.
“Sepuluh komoditas teratas yang memberikan andil terbesar inflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,07 persen, kontrak rumah sebesar 0,03 persen, telur ayam ras 0,02 persen, lalu ada bimbingan belajar sebesar 0,01 persen," terang Sunaryo.
Sunaryo melanjutkan rokok kretek filter juga menyumbang inflasi dengan andil 0,01 persen, tomat sayur memberikan andil sebesar 0,007 persen, ketimun sebesar 0,006 persen.
Diikuti komoditas beras, dengan andil sebesar 0,0059 persen, tauge atau kecambah sebesar 0,0058 persen, dan udang basah memberikan andil sebesar 0,0050 persen.
Kelompok bahan pangan dan makanan turut andil menyumbang inflasi tinggi di bulan ini. Seperti bahan makanan mengalami inflasi 0.19 persen atau terjadi peningkatan angka indeks harga konsumen dari 145,9 persen pada Oktober 2019 menjadi 146,1 persen pada November 2019.
Sementara itu, kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen dan sandang sebesar 0,22 persen.
“Kalau mau inflasi sebenarnya Kota Malang bisa sangat tinggi akibat bahan pangan dan makanan jadi. Tapi deflasi angkutan udara dan emas menekan inflasi cukup banyak. Angkutan udara menyumbang andil sebesar 0,43 persen dengan penurunan harga 3,39 persen, dan emas menyumbang andil deflasi 0,45 persen,” pungkasnya.
Advertisement