Kota Banyuwangi dan Sekitarnya Belum Hujan, Ini Sebabnya
Hingga pengujung Januari 2024 ini, wilayah kota Banyuwangi khususnya Kecamatan Banyuwangi, Giri, dan Glagah masih belum memasuki musim hujan. Selain faktor El Nino, fenomena ini juga diakibatkan topografi Banyuwangi yang seperti pelana kuda.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, Ibnu Haryo, menyatakan, topografi Banyuwangi bentuknya seperti pelana kuda.
"Kayak di Alas Purwo menjorok ke laut. di Banyuwangi kota, Giri, Glagah itu punggung dari gunung Ijen," jelasnya, Rabu, 24 Januari 2024.
Menurutnya, pembentukan awan cumulonimbus (CB) itu dipengaruhi oleh angin. Banyuwangi, memiliki ciri khas angin laut dan angin darat. Saat malam anginnya dari daratan, ketika siang anginnya dari laut.
"Ketika musim hujan yang didominasi angin daratan itu belum sepenuhnya stabil, pembentukan hujannya pun belum bisa stabil," tegasnya.
Dia menyebut, di wilayah Banyuwangi kota penguapannya masih sering tercerai-berai akibat angin yang belum stabil untuk pembentukan awan CB. Kondisi sebaliknya lebih mudah terjadi di wilayah Banyuwangi bagian barat atau selatan.
"Beberapa wilayah lainnya kayak di barat seperti di Songgon, Kalibaru lebih mudah terjadi dibanding Banyuwangi kota," tegasnya.
Peristiwa alam El Nino juga masih menjadi salah satu faktor belum turunnya hujan di wilayah kota Banyuwangi. Pada Desember 2023 hingga awal Januari 2024 El Nino masih cukup kuat.
Mengenai terjadinya angin kencang di kota Banyuwangi beberapa hari terakhir terjadi karena adanya peningkatan kecepatan angin yang disebabkan ada tekanan rendah di daerah selatan khatulistiwa atau selatan Samudera Hindia. Selain itu, di Australia bagian utara juga terdapat dua tekanan rendah.
"Di Samudera Hindia itu sudah jadi siklon tropis Anggrek kecepatannya maksimum di 45 knot," katanya.
Kondisi ini memengaruhi kecepatan angin di perairan selatan Banyuwangi, yakni antara 10-15 knot. Untuk di wilayah permukaan dataran seperti di perkotaan, persawahan, pantai, kecepatan angin maksimum juga 15 knot.
Pada kondisi ini, lanjutnya, yang perlu diwaspadai adalah saat menjelang siang dan sore hari. Sebab pada saat seperti ini pemanasan mulai meningkat akibat adanya kerenggangan udara, sehingga menyebabkan peningkatan kecepatan angin.
"Itu ketika ada banyak baliho atau pohon yang kelihatannya rapuh perlu diwaspadai untuk berjaga-jaga," pungkasnya.