Kostum Cinta Laura di JFC, Panitia dan Keluarga Minta Maaf
Jember Fashion Carnaval (JFC) adalah sebuah even karnaval busana yang setiap tahun digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval ini digagas oleh mendiang Dynand Fariz sejak 2001. Dalam acara ini ratusan hingga ribuan masyarakat Jember memperagakan busana etnik nan meriah dengan berbagai tema.
Puncaknya terjadi saat penutupan JFC 2019 yang dihadiri aktris Cinta Laura, pada Minggu 4 Agustus lalu. Busana artis yang kini berkarir di Hollywood itu dinilai tidak sopan dan mengumbar aurat.
Ajakan untuk demo dan protes terhadap gelaran JFC dengan cepat menyebar dan hasilnya, ratusan santri dan ulama berdemo untuk memprotes penyelenggaraan JFC ke-18, pada Rabu 7 Agustus 2019.
Meski tidak ikut terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan, Pemkab Jember tidak tinggal diam. Bersama dengan penyelenggara, yakni Yayasan JFC dan Polres Jember menggelar pertemuan dengan kalangan tokoh agama di Pendopo Bupati Jember.
Pertemuan tersebut berisi permintaan maaf dari Pemkab dan Yayasan JFC atas pakaian seksi yang dikenakan artis Cinta Laura yang juga merupakan brand ambassador acara.
Pemkab Jember berharap, insiden tersebut tidak sampai menghentikan kelanjutan acara JFC pada tahun depan.
"JFC yang sudah berjalan selama 18 tahun terakhir punya kontribusi positif bagi masyarakat Jember, khususnya dari sektor ekonomi. Sesuatu yang baik, harus diteruskan. Kalau ada yang salah, ya diperbaiki saja," ujar Bupati Jember dr Faida.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) JFC, Suyanto, mengatakan protes pada gelaran JFC tahun ini menjadi pelajaran. Ia juga memohon maaf atas keresahan yang bergulir di masyarakat. "Ini kelalaian panitia, tanggung jawab saya, dan mohon maaf," katanya, saat dikonfirmasi.
Suyanto tak mau sepenuhnya menyalahkan Cinta Laura. Menurutnya, dalam JFC tahun ini panitia luput mengoreksi busana Cinta Laura. "(Cinta Laura) adalah sahabat yang baik dan tulus menghargai karya sahabatnya dengan tulus, itu adalah tamu kehormatan kami. Dia tidak dibayar," katanya.
Protes semacam ini, kata dia juga pernah terjadi pada JFC tahun 2005. Saat itu, JFC mendapatkan masukan dari DPRD Kabupaten Jember dan masukan itu diterapkan pada JFC tahun-tahun selanjutnya. "Konsep JFC nantinya adalah konsep busana yang menutup dari ujung rambut hingga kaki," kata dia.
Pihak keluarga Cinta Laura juga telah meminta maaf atas apa yang terjadi. "Pertama saya selaku mama Cinta, minta maaf mewakili Cinta Laura dan Bubah Alfian (makeup artis) kalau menurut MUI dan FPI itu terlalu vulgar. Tapi ini kan tujuannya promosi pariwisata dan budaya Indonesia, jadi kita harus lihat dari sudut pandang yang berbeda. Ini kan sudut pandangnya kebudayan dan pariwisata," ujar ibunda Cinta Laura, Herdiana Khiel.
"Kita tidak menyalahkan siapapun, kita hanya bersyukur karena Jember Fashion Carnaval sukses besar di Indonesia dan mancanegara. Soal kontroversi yang pro dan kontra itu di luar dugaan kita, di luar dugaan penyelenggara, sampai seheboh ini," sambungnya.
Advertisement