Korut Uji Nuklir, China-Rusia Berkoordinasi, AS Ancam Serang Besar-Besaran
Washington: Uji coba peledakan bom nuklir Korea Utara yang disebut-sebut sebagai miniatur bom nuklir, ternyata membuat geram pemerintahan Donald Trump. Amerika mengancam meluncurkan respons militer besar-besaran.
Ancaman Menteri Pertahanan Jim Mattis itu disampaikan setelah Presiden Donald Trump memerintahkan rapat darurat para penasihat keamanan nasionalnya untuk membahas uji coba bom nuklir yang kekuatannya disebut melebihi bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia Kedua.
Menurut Mattis, Setiap ancaman kepada Amerika Serikat atau teritorinya, termasuk Guam, atau sekutu-sekutu kita, akan dijawab dengan respons militer besar-besaran, respons yang efektif dan luar biasa besar. "Kita tidak meniatkan penghancuran total sebuah negara, yakni Korea Utara. Tetapi seperti sudah saya katakan, kita punya banyak opsi untuk dilakukan," katanya seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya Trump mengutuk uji coba bom hidrogen itu. Ia juga mendesak semua negara yang berbisnis dengan Korea Utara untuk menghentikan perdagangan dengan negeri itu.
AS menghitung gempa bumi 6,3 magnitudo dekat situs utama percobaan nuklir Korea Utara yang dirasakan sampai China di mana getarannya membuat ambruknya sebuah terowongan di situs itu.
Semerntara itu, Presiden China Xi Jinping bertemu dengan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin, Minggu (3/9), menyerukan peningkatan dukungan dan koordinasi strategis. Kedua pemimpin juga sepakat mengambil langkah tepat untuk merespons uji nuklir terkini yang dilakukan oleh Korea Utara.
Putin sedang berada di Kota Xiamen, Provinsi Fujian, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS dan Dialogue of Emerging Market and Developing Countries yang berlangsung 3-5 September. Kedua pihak harus mengonsolidasikan kepercayaan politik timbal balik tingkat tinggi, memperkuat dukungan timbal balik dan meningkatkan koordinasi strategis, kata Xi.
Peran mekanisme kerja sama bilateral harus dijalankan dengan baik untuk memajukan proyek-proyek di bidang-bidang kunci termasuk energi, kedirgantaraan dan penerbangan, demikian juga tenaga nuklir. Ia mendesak pemajuan integrasi Belt and Road Initiative dengan Eurasian Economic Union.
Xi juga menyeru peningkatan kerja sama militer dan koordinasi di arena-arena multilateral. China ingin bersama Rusia meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi, mempromosikan pembangunan masing-masing dan bersama menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan dan dunia, katanya.
Pada bagiannya, Putin mengatakan bahwa penting bagi China dan Rusia untuk meningkatkan koordinasi kemitraan strategis komprehensif dan meningkatkan komunikasi serta koordinasi mengenai masalah-masalah utama kawasan dan internasional.
Soal Korea Utara, Putin mengatakan bahwa Rusia dan China sepakat untuk mengambil tindakan tepat dalam merespons uji nuklir Korea Utara.
Seperti dikutip kantor berita Xinhua, Kementerian Luar Negeri China menyampaikan penentangan dan kecaman keras terhadap uji nuklir itu. Xi dan Putin sepakat untuk melanjutkan upaya mewujudkan denuklirisasi Semenanjung Korea dan menjaga komunikasi dan koordinasi erat berkenaan dengan situasi terbaru. (ant/azh)