Korut Sepakat Pulihkan Komunikasi Lintas Batas dengan Korsel
Korea Utara (Korut) akan memulihkan komunikasi lintas batas dengan Korea Selatan (Korsel). Pemulihan komunikasi akan dimulai hari ini, Senin, 4 Oktober 2021.
Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA mengumumkan, rencana tersebut. Sebelumnya, komunikasi kedua negara tetangga ini dihentikan pada Agustus lalu.
Keputusan tersebut muncul hanya beberapa hari setelah Pyongyang, kembali memicu kekhawatiran internasional dengan serangkaian uji coba rudal. Uji coba tersebut mendorong Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengadakan pertemuan darurat.
Kedua negara itu mengisyaratkan pencairan hubungan akhir Juli dengan mengumumkan komunikasi lintas batas, yang terputus lebih dari setahun sebelumnya. Namun, sempat gagal karena Korut kembali 'ngambek' dua pekan setelahnya.
"Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un menyatakan niat untuk memulihkan jalur komunikasi utara-selatan yang terputus," kata KCNA, dikutip oleh AFP.
Langkah ini dilakukan untuk membangun 'perdamaian abadi' di Semenanjung Korea. "Organ-organ terkait memutuskan untuk memulihkan semua jalur komunikasi utara-selatan mulai 4 Oktober pukul 09.00 (waktu setempat)," lanjut mereka.
Pyongyang secara sepihak memutuskan semua hubungan komunikasi militer dan politik resmi pada Juni tahun lalu karena para aktivis mengirim selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan.
Kedua belah pihak mengatakan pada 27 Juli tahun ini bahwa semua jalur telah dipulihkan. Pengumuman bersama mereka, yang bertepatan dengan peringatan berakhirnya Perang Korea.
Ini menjadi perkembangan positif pertama sejak serangkaian pertemuan puncak antara Kim dengan Presiden Korsel, Moon Jae-in pada 2018 gagal mencapai terobosan signifikan.
Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan, para pemimpin melakukan panggilan telepon. Hotline militer juga kembali beroperasi normal.
Kedua belah pihak juga mengungkapkan pada saat itu bahwa Kim dan Moon telah bertukar serangkaian surat sejak April, di mana mereka sepakat membangun kembali hotline akan menjadi langkah pertama yang produktif dalam memulai kembali hubungan antara keduanya.
Namun komunikasi lintas batas hanya berlangsung selama dua minggu. Korea Utara mulai mengabaikan seruan pada Agustus, mempermasalahkan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan.
Pada periode sejak itu, Korea Utara mengadakan serangkaian uji coba rudal yang meningkatkan ketegangan. Pada September lalu, Pyongyang meluncurkan rudal jelajah jarak jauh. Bahkan, mereka mengklaim berhasil menembakkan rudal anti-pesawat baru.
Pyongyang mengecam Dewan Keamanan PBB kemarin karena mengadakan pertemuan darurat mengenai uji coba rudal. Mereka menuduh negara-negara anggota mempermainkan 'bom waktu'.
Advertisement