Korban Tewas Serangan Bom Tiga Gereja di Surabaya Bertambah Jadi 14 Orang
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera menyatakan hingga hari ini warna meninggal dunia dalam peristiwa ledakan bom di tiga gereja di Surabaya bertambah menjadi 14 orang.
Rinciannya, 6 orang tewas dari pelaku dan sisanya adalah jemaat gereja. Sedangkan koban luka ada 43 orang yang dirawat di berbagai rumah sakit di Surabaya.
“Korban meninggal akibat ledakan bom di surabaya menjadi 14 orang, setelah tadi ada satu korban yang luka meninggal dunia di RS Bedah,” terang Barung di Polda Jatim, Senin (14/5/2018).
Ia menambahkan, korban yang tewas berada di RSU Dr Soetomo 1 korban, RS Bedah ada 2 korban, lalu 3 korban berada di GKI Jalan Diponegoro dan 3 korban berada di Gereja Panteskosta Jalan Arjuno.
Serta 3 korban berada Gereja Santa Maria Jalan Ngagel Madya. Selanjutnya 2 korban di RS Bhayangkara Surabaya. Sedangkan korban luka-luka yang berjumlah 42 orang dirawat di sembilan rumah sakit.
Sebagaimana diketahui, peristiwa bom bunuh diri terjadi pada Minggu 12 Mei kemarin di tiga gereja Surabaya, yakni gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno dan GKI Jalan Diponegoro.
Dalam waktu yang relatif cepat, Polri berhasil mengungkap pelaku bom bunuh diri dan motif di balik teror ini. Pelaku bom bunuh diri pada tiga lokasi merupakan satu keluarga, terdiri dari bapak, ibu dan empat anaknya.
Sepasang suami istri ini diketahui bernama Dita Oepriyanto dan Puji Kuswati yang beralamat di Wonorejo Asri, 11 Blok KK Nomor 22, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Sedangkan keempat anaknya masing-masing berinisial Yusuf Fadhil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (11) dan Famela Rizqita (9).
Tak hanya di Surabaya, Minggu 13 Mei 2018, bom meledak di Rusun Wonocolo yang diduga terkait bom Surabaya juga menewaskan tiga orang sekeluarga. Bom itu meledak setelah dirakit oleh pelaku.
Akibatnya tiga orang tewas dalam ledakan bom di Blok B lantai 5 Rumah Susun (Rusun) Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Tiga lainnya luka-luka. Mereka diketahui memiliki ikatan keluarga.
Tiga orang tewas masing-masing Anton Febryanto (47) sebagai kepala keluarga, Puspita Sari (47) istri Anton dan Rita Aulia Rahman remaja 17 tahun yang merupakan anak pasangan Anton-Puspita. “Mereka adalah pelaku. Bukan korban,” tegas Barung.
Menurutnya, ledakan di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo semalam menunjukkan kesamaan pola dengan di Surabaya. “Polanya sama. Pelakunya satu keluarga,” jelas Barung.
Untuk kepentingan identifikasi tiga jenazah pelaku ledakan di Rusunawa Wonocolo Sidoarjo dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
RS Bhayangkara Surabaya adalah rumah sakit utama untuk proses identifikasi karena bekerjasama dengan berbagai universitas. (amr)