Korban Pencabulan Penjual Mainan di Banyuwangi Capai 21 Siswi SD
Korban pencabulan penjual mainan di depan sekolah SD di Banyuwangi, MM, 50 tahun, ternyata tidak hanya dua siswi. Total ada 21 siswi yang diduga menjadi korban perbuatan bejat warga Kelurahan Kertosari, Banyuwangi tersebut. Seluruhnya merupakan siswi di SD yang sama.
Kapolsek Banyuwangi AKP Kusmin melalui Kanit Reskrim Ipda Wijoyo menyatakan, setelah kasus ini terungkap dan diproses di Polsek Banyuwangi, pihak sekolah kemudian mengumpulkan seluruh muridnya. Mulai kelas I sampai kelas VI tanpa terkecuali. Selanjutnya, murid-murid tersebut ditanya siapa yang pernah mengalami pencabulan dari pelaku.
“Ternyata ada 21 siswi yang mengaku pernah dicium oleh pelaku, 21 orang ini sudah termasuk yang melapor,” jelasnya, Selasa, 14 Februari 2023.
Sebanyak 21 siswi yang mengaku menjadi korban ini tidak hanya siswi kelas I. Tapi ada juga siswi kelas II sampai siswi kelas VI. Mereka rata-rata mengalami pencabulan tersebut dalam sebulan terakhir.
Pelaku, lanjutnya melakukan perbuatannya setiap hari. Rata-rata dilakukan saat jam pulang sekolah. Korban yang melintas di dekat lokasi pelaku berjualan ditarik tangannya untuk mendekat ke tempat pelaku berjualan.
Selanjutnya, dengan bujuk rayu pelaku melakukan pencabulan pada korban-korbannya. Pelaku memangku korban. Kemudian menciumi bagian kening, pipi kiri dan kanan hingga bibir korban. Setelah korban diberikan imbalan berupa uang senilai Rp3 ribu atau mainan kesukaan korban. “Diduga kuat pelaku memberikan imbalan agar korban tidak melapor pada orang tuanya,” bebernya.
Dalam pemeriksaan, pelaku mengakui telah melakukan perbuatan tersebut. Namun dia membantah menarik tangan korban. Dia berdalih korban datang sendiri ke tempatnya berjualan. Mengenai jumlah korbannya, pelaku mengaku hanya melakukannya pada beberapa orang saja. “Pelaku mengaku melakukan perbuatannya pada lima siswi,” jelasnya.
Mengenai alasan pelaku melakukan perbuatannya, berdasarkan keterangannya, pelaku mengaku melakukan perbuatan cabul tersebut karena dirinya sangat menyayangi anak-anak. Perbuatan itu dilakukannya sebagai wujud sayang pada anak-anak. “Dia mengaku karena rasa kasih dan sayang pada anak,” bebernya.
Untuk diketahui, perbuatan cabul pelaku ini dipergoki kepala sekolah SD tempat korban bersekolah. Kepala Sekolah tersebut memergoki pelaku sedang melakukan perbuatannya di depan sekolah. Kebetulan, saat itu kepala sekolah tersebut baru kembali ke sekolah setelah mengikuti kegiatan di luar sekolah.
“Kepala Sekolah itu melihat dan mengetahui, menyaksikan langsung tersangka sedang memangku salah satu korban,” ujar mantan penyidik Unit Harda Satreskrim Polresta Banyuwangi ini.
Advertisement