Korban Mobil Tertabrak Kereta di Kebonsari Pulang dari Bukber
Ketiga pemuda yang tewas tertabrak kereta api saat mengendarai sebuah mobil di Jalan Gayung Kebonsari, Minggu, 24 April 2022, tadi malam, ternyata usai nongkrong dan buka bersama (bukber).
Ketiga pemuda yang menjadi korban kecelakaan mobil dengan kereta api tersebut adalah, AB, warga Jalan Sidosermo gang 4; ZI warga Jalan Bendul Merisi; dan FA warga Jalan Margorejo.
Paman ZI, Seger Nawawi mengatakan bahwa keponakannya tersebut merupakan pemilik mobil yang saat ini ringsek tertabrak kereta. Akan tetapi, ketika kejadian yang mengendarai temanya. “Sepeda motor ketiganya ada di rumah ZI. Berangkat naik mobil bertiga. yang nyetir AB," kata Seger.
Sementara itu, keluarga ketiga pemuda tersebut telah menemui para korban di RS Bhayangkara, sejak pukul 01.15 WIB. Selain itu, teman-teman korban menyebut mereka baru saja bukber. "Bukber Mas tadi terus nongkrong-nongkrong gatau kalo pulang ada kejadian ini," ujar salah satu teman korban.
Di sisi lain, ibunda salah satu korban menangis histeris saat melihat keadaan anaknya yang sudah tak bernafas di RS Bhayangkara. Ia juga menyebut korban sebentar lagi sudah mulai masuk berkuliah. "Arek kate kuliah mbak iki, kok koyok ngene nasibe (ini anak mau kuliah, kok begini nasibnya),” kata dia.
Sebelumnya, sebuah mobil bernomor polisi L 1120 QC warnah merah tampak ringsek usai tertabrak kereta api di perlintasan Jalan Gayung Kebonsari, Minggu, 24 April 2022, sekitar pukul 23.20 WIB.
Berdasarkan pantauan di lapangan, usai tertabrak kereta api Sancaka jurusan Surabaya-Bandung, mobil yang ditumpangi oleh tiga orang tersebut terpental hingga 37 meter ke arah selatan.
Atas kejadian tersebut, seluruh penumpang mobil dilaporkan meninggal dunia di tempat. Sang pengemudi terpental 2 meter, sedangkan 1 penumpang lain ada yang tewas di atas kap, dan 1 lagi terjepit di bawah mobil.
Penjaga palang pintu kereta, Sukarno, 47 tahun, mobil yang dikemudi oleh Abid, 19 tahun, warga Jalan Sidosermo 4 gang 15 itu awalnya sudah berhenti di belakang perlintasan kereta.
Akan tetapi, lanjut Sukarno, secara tiba-tiba mobil tersebut secara nekat menyeberang perlintasan yang tidak memiliki palang pintu itu. Namun, saat kendaraan baru melewati setengahnya kereta tengah melaju kencang. "Sudah berhenti, terus tiba-tiba jalan. kan sudah saya setop karena saya di sisi seberang juga mas tadi," kata Sukarno.
Advertisement