Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda di Lampung Jadi 60 Orang
Jumlah korban meninggal dunia akibat bencana tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung yang terjadi pada Sabtu, 22 Desember 2018 malam terus bertambah.
Hingga Minggu, 23 Desember 2018 pukul 20.00 WIB, korban meninggal dunia akibat bencana itu mencapai 60 orang. Jumlah itu bertambah 12 orang dari data sebelumnya yang dirilis BNPB sebanyak 48 orang.
"Dari 60 korban meninggal dunia satu orang belum teridentifikasi dan saat ini masih berada di kamar mayat RSUD Bob Bazar, Kalianda," kata Kabid Dokkes Polda Lampung, Kombes dr Andri Bandarsyah, di Kalianda, Lampung Selatan.
Dia mengatakan korban yang belum teridentifikasi tersebut berjenis kelamin perempuan. Hingga sekarang belum ada pihak dari keluarga maupun sanak family korban melihat jenazah yang belum teridentifikasi tersebut di rumah sakit. Sementara 59 korban meninggal lainnya telah dibawa keluarga korban maupun sudah ada yang di kubur.
Dirut RSUD Bob Bazar Kalianda dr Diah Anjarini mengatakan jumlah korban tsunami yang dibawa ke RS ini terdata 250 orang. "Dari jumlah itu 19 diantaranya telah meninggal dunia," katanya.
Diah mengatakan, bahwa RSUD Bob Bazar Kalianda masih dapat menampung korban tsunami termasuk peralatan medis maupun obat-obatan. Pihaknya juga telah melakukan operasi terhadap sejumlah korban tsunami. "Hanya satu korban yang dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek di Bandarlampung," ucapnya.
Dampak terparah tsunami di Kabupaten Lampung Selatan di Desa Kunjur dan Desa Way Muli Kecamatan Rajabasa.
Sebelumnya, Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Minggu, 23 Desember 2018 pukul 16.00 WIB mencatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 28 orang hilang.
Kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak. Tidak ada korban warga negara asing. Semua warga Indonesia. Korban dan kerusakan ini meliputi di 4 kabupaten terdampak yaitu di Kabupaten Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah tersebut diperkirakan masih akan terus bertambah karena belum semua korban berhasil dievakuasi. "Belum semua puskesmas melaporkan korban, dan belum semua lokasi dapat didata keseluruhan. Kondisi ini menyebabkan data akan berubah," katanya.
Dia menyebutkan, dari total 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka dan 30 orang hilang terdapat di Kabupaten Pandeglang tercatat 164 orang meninggal dunia, 624 orang luka-luka, dan dua orang hilang. (ant/wit)