Korban Meninggal Gempa Palu-Donggala 1.407 Jiwa
Jumlah korban meninggal akibat gempa Palu-Donggala hingga Rabu 3 Oktober 2018 pukul 13.00 mencapai 1.407 jiwa. Korban ini dipastikan akan terus bertambah, karena daerah yang belum dievakuasi masih banyak.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui rilis yang diterima ngopibareng.id mengatakan korban meninggal paling banyak ditemukan di Kota Palu yakni 1.177 orang.
"Dari angka itu sekitar 519 jiwa sudah dimakamkan. Kebanyakan meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan," katanya.
Ditambahkan Sutopo, korban meninggal paling banyak ditemukan di Kota Palu mencapai 1.177 orang. Hal ini karena pencarian saat ini masih terfokus di Kota Palu.
Selain di Palu, korban meninggal dunia juga ditemukan di Kabupaten Donggala 153 orang, Kabupaten Parigi Moutong 12 orang dan Kabupaten Sigi 65 orang.
"Data korban meninggal akan terus bergerak. Personel dan peralatan mulai bergerak masuk ke Donggala, Parigi Moutong dan Sigi," jelasnya.
Khusus untuk warga negara asing, Sutopo mengatakan belum ada yang ditemukan meninggal, meskipun ada dua orang warga negara Korea Selatan dan Belgia yang belum ditemukan.
"Informasi dari Kementerian Luar Negeri, kedutaan negara-negara asing yang ada di Indonesia meminta bila ada warganya yang ditemukan meninggal jangan dikuburkan dulu karena akan diidentifikasi," katanya.
Disamping korban meninggal, BNPB juga mencatat korban yang mengalami luka berat tercatat mencapai 2.549 orang. Kemudian korban hilang sebanyak 113 orang.
"Ada juga korban yang sampai saat ini masih belum ditemukan diduga tertimbun reruntuhan sebanyak 152 orang," katanya.
Ditambahkan Sutopo, sampai saat ini warga yang mengungsi mencapai 70.821 yang tersebar di 141 titik baik di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Mautong, dan Kabupaten Sigi.
Warga korban gempa Palu-Donggala saat ini membutuhkan air bersih yang sangat terbatas persediaannya. "Kebutuhan yang mendesak saat ini antara lain BBM, Solar Premium, Makanan (untuk pengungsi, personel, dan balita), air minum, air bersih, dan tangki air," kata Sutopo.
Kemudian yang mendesak lain adalah rumah sakit lapangan, obat-obatan, kantong mayat, kain kafan, ambulan darurat, tandu, tenaga medis, tenda pengungsi, terpal, selimut, alat penerangan, genset. "Untuk anak-anak banyak kebutuhan yang mendesak, mulai makanan, alat mandi, selimut, dan lain-lain," katanya.
Gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang telah dimutakhirkan oleh BMKG menjadi 7,4 Skala Richter mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat, 28 September 2018 pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27 kilometer Timur Laut Donggala.
BMKG telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada (tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju bagian utara dan Kota Palu bagian barat. (wit)