Korban Kebakaran Gudang Dupak Harap Pemkot Surabaya Kerja Cepat
Bencana kebakaran yang melanda sebuah gudang pallet dan kayu di daerah Dupak, Jepara, Bubutan, Surabaya meninggalkan kesedihan dan kerugian bagi warga sekitar yang terdampak. Salah satunya adalah Arif Rahmadi, warga RT 15 RW 02, Kelurahan Jepara, Bubutan, Surabaya.
Arif Rahmadi, seorang guru bahasa Inggris yang mengajar di SMP Muhammadiyah 15 mencoba menceritakan awal mula bagaimana si jago merah mulai menghabisi rumahnya.
"Saya masih cuci baju, istri saya masih beres-beres tanaman di teras. Api sudah membesar. Saya panik lalu teriak langsung selamatkan barang-barang," ujarnya pada Ngopibareng.id pada Senin, 1 Januari 2024.
Walau sudah berusaha sekuat tenaga menyelamatkan barang-barang berharga, Arif tak sempat untuk menyelamatkan semuanya. Terhitung beberapa seragam miliknya dan sang istri serta beberapa surat berharga terbakar karena si jago merah.
"Baju seragam saya, istri dan anak-anak ludes, juga dua lemari yang ada di kamar lantai dua rumah. Beberapa barang juga tidak bisa diselamatkan karena api di atas rumah saya seolah ingin menerkam rumah lainnya. Dua BPKB motor juga ludes terbakar. Musala rumah sebagian juga kena," tambahnya.
Selain itu, rumahnya juga terdampak karena petugas pemadam kebakaran yang sering berlalu lalang di atas atap rumahnya.
"Ruang makan juga terdampak karena petugas damkar berlarian di atas. Gentengnya jebol semua" tuturnya.
Akibat amuk si jago merah ini, kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta. Itu untuk renovasi dan penggantian barang-barang berharga. Karena besarnya kerugian tersebut, Arif berharap mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya. Paling tidak, bagian atap atau genteng dahulu yang direnovasi agar dirinya dapat fokus untuk menyiapkan bahan ajar.
"Harapannya pasti diadakan bantuan renovasi rumah. Paling tidak, menutup genteng rumah saya karena hari ini (Selasa, 2 Januari 2023) saya sudah harus kembali bekerja, kegiatan belajar mengajar sudah berjalan normal," harapnya.
Ia berharap Pemerintah Kota Surabaya dapat bertindak cepat dan konkret untuk bisa memperbaiki rumahnya, maupun warga lainnya yang terdampak.
"Yang penting tindakannya konkret, apalagi saya dan keluarga juga warga Surabaya asli," pungkasnya.
Advertisement