Korban Berlipat? Ini Percakapan Waliyullah dan Gerombolan Tha'un
Suatu saat datang segerombolan jundullah dari wabah penyakit ganas, yakni Wabah Tha'un yang hendak masuk ke kota Damasykus Syiria.
Di tengah jalan mereka bertemu dengan salah seorang Waliyyullah.
Maka terjadilah percakapan singkat antara keduanya.
"Mau kemana kalian....?" tanya wali tersebut.
"Kami diperintah oleh Allah Swt untuk memasuki kota Damasykus," jawabnya.
"Seberapa lama kamu akan tinggal di sana? Dan kira-kira akan makan seberapa banyak korban?," tanya wali itu kembali.
"Dua tahun lamanya dan menelan sekitar seribu korban meninggal dunia," jawabnya dengan jelas.
Selang dua tahun kemudian. Sang Wali tersebut bertemu kembali dengan segerombolan wabah penyakit ganas tersebut. Seraya berkata:
"Mengapa dalam waktu dua tahun kalian memakan korban begitu banyak hingga lima puluh ribu orang?
"Bukankah kalian dulu janji korbanya hanya seribu orang meninggal dunia?"
Subhaanallah! Sangat mengagumkan, apa jawaban dari sekawanan wabah penyakit ganas tersebut.
"Kami memang diperintah oleh Allah Swt untuk merenggut seribu korban saja. Namun sisanya yang empat puluh sembilan ribu korban. Mereka meninggal dunia karena mereka panik atau sebab khawathir syadidah (ketakutan yang berlebihan) yang meliputi benak dan pikiran mereka."
Moral kisah ini:
Jadi kepanikan dan ketakutan yang berlebihan justru sangat berbahaya melebihi bahaya dari virus yang ganas.
Di situlah ia akan melahirkan takdir baru yang belum disetting dalam qadha' Allah Swt Yang Mu'allaq.
Karena kepanikan adalah separoh daripada penyakit,
Ketenangan adalah separuh dari obat,
Dan Kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
Dikutip dari kitab Hilyatul Auliya, karya Imam Abu Nu'aim al Ashfani.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنَوِّرُ بِهَا قَلْبِي
وَتَقْضِي لِي بِهَا حَاجَتِيْ فِي الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ
وَعَلَى آلِهٖ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Advertisement