Korban Banjir Mojokerto Keluhkan Fasilitas Pengungsian
Mojokerto: Sebanyak 600 warga Lingkungan Keboan, Kelurahan Gununggedangan, Kota Mojokerto, hingga saat ini masih bertahan di tenda pengungsian korban banjir. Mereka belum berani pulang karena air masih menggenangi rumah mereka. Namun di tempat pengungsian warga banyak yang mengeluh, lantaran kesediaan tempat dan fasilitas yang ada mereka anggap kurang.
"Kita tetap bertahan di sini sampai banjir yang menggenangi rumah sudah surut. Namun, di sini lampu tidak ada mas, kondisi di sini gelap. Khawatir kalau ada hewan berbisa," terang Hariyanti, salah satu warga yang mengungsi.
Selain itu banyak warga juga terpaksa turun kejalan untuk meminta sumbangan kepada para pengguna jalan di by pass Magersari Mojokerto. Hasil sumbangan dari pengguna jalan tersebut digunakan warga untuk membeli sembilan bahan pokok (sembako).
"Kemarin ada, beras, mie, telur tapi untuk hari ini belum ada sehingga warga terpaksa meminta sumbangan ke pengguna jalan. Hasilnya dibelikan kebutuhan untuk makan," ungkap Sulis (39), Selasa (21/2).
Padahal sebelumnya, Wali Kota Mojokerto, Mas'ud Yunus mengatakan, Pemkot Mojokerto sudah menyiapkan anggaran tak terduga untuk mengatasi masalah banjir senilai Rp 1,4 miliar. "Sudah kita siapkan anggaran tak terduga senilai Rp 1,4 miliar untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Mojokerto," ujar Wali Kota Mojokerto usai menengok pengingsi di Lingkungan Keboan.
Kemarin banjir susulan menerjang sedikitnya 3 Kecamatan di Kota Mojokerto dan 3 Kecamatan di Kabupaten mojokerto, pada Selasa (21/2). Ribuan rumah terendam dan ratusan warga terpaksa diungsikan. (hrs)