Kopi pun Bisa Konak
Ndilalah ke Sidoarjo. Lalu, mampir ke @rskonak. Mampir saja, tapi tidak konak. Juga tidak sedang konak. Hanya butuh konak. Eh... malah nemu mas ganteng ini sedang menyangrai biji kopi.
Apakah dia sedang konak? Saya rasa tidak, masak konak dengan biji kopi. Atau, boleh jadi dia juga sedang konak-konaknya, karena tanpa punya konak pasti dia tidak bisa melakukan aktivitas seduh kopi yang menjadi penghidupannya.
Konak, dalam bahasa Indonesia, dimaksudkan oleh pemilik @rskonak, adalah akronim. Akronim dari Kopi Enak.
Tapi tunggu dulu, dalam bahasa kekinian, Anda, atau saya yang dulunya pembaca novel stensilan Eny Arrow, dan sudah pada dewasa, tahulah apa itu konak. Konak adalah...
Lalu, konak dalam akronim dan konak menurut bahasa kekinian, apakah perlu dipermasalahkan? Hahaiii sepertinya cukup perlu, sebab kita sedang diajak tertawa bahagia hingga tiga dimensi sama pemilik @rskonak alias Rumah Sangrai Konak.
Dalam dunia fotografi terdapat nama produk dengan brand Kodak. Pernah jadi besar, meraksasa, kini mati. Tapi nama brandnya masih banyak terpampang di toko-toko cetak foto. Dalam istilah erotis, bisa disebut kodak kalau darah sudah naik ke ubun-ubun, membesar, jadi raksasa, meletus, lalu mati (hahahaha).
Dalam dunia lawak dikenal Pak Bolot. Tidak budek dia. Hanya pura-pura budek. salah satu aktingnya dia pernah action konyol.
Ketika mau dipotret Bolot lari sembunyi. Dengan gaya jenaka, sambil berteriak-teriak, "Ane ogah dikonak... ane ogah dikonak." Padahal dia hanya mau dipotret lawan lawakannya dengan kamera merk kodak.
Crettt, begitu suara kamera. Lalu keluarlah Bolot dari tempat sembunyinya seraya bilang, "Haduhhh keluar saya." Wajahnya cengengesan penuh arti.
Dalam dunia kopi, konak adalah kewajiban. Dalam dunia lelaki konak juga masalah kewajiban plus keharusan. Dalam dunia Bolot, konak adalah asosiasi tiga dimensi yang membuat ruang bisa menghadirkan tawa pelipur lara. Hahahehehahaiii mari kita tertawa tiga dimensi sembari nyeruput kopi. widikamidi
Advertisement