Kopi Memicu Perilaku Psikopat dan Sadistik
Bener apa tidak bener ya. Hoax apa huek ya. Berita sampah apa bukan ya. Layak dibagikan apa tidak ya.
Segenggam pertanyaan menyerbu di dinding kronologi facebook awake saya. Serbuan yang gamang dan meminta dijawab.
Kenapa harus dijawab? Mengapa perlu jawaban? Kudu awake saya? Mengapa saya? Apa kompetensi saya menjawab pertayaan itu? Secangkul pertanyaan terlempar balik sebagai bentuk respon positif.
Ini bukan perkara kompetensi, tapi perkara konstruksi berpikir yang kontra produktif dengan keadaan di Indonesia yang ekonomi kerakyatannya sedang bertumbuh karena kopi.
Jangan lupa, konstruksi berpikir kontra produktif ini sudah dilansir media digital yang cukup punya nama besar.
Anda tukang kopinya, jadi minimal ada perspektif beda yang memungkinkan jadi wacana umpan balik. Begitu, tulisnya lagi, agak kesal sepertinya karena awake saya cukup low respon.
Sik... sik, awake saya menyudahi polemik itu. Lalu, memaksa mencari artikel yang membuat banyak orang stakeholders kopi cukup risau dan meradang karenanya. Klik, ketemu tulisan itu, dan wuiihhh ngeri juga baca judulnya.
Media itu menulis, Studi: Penyuka Kopi Pahit Cenderung Memiliki Kepribadian Psikopat. Di sub-judulnya dituliskan, Peneliti menemukan korelasi antara kopi hitam dan rasa pahit lainnya dengan tipe kepribadian psikopat atau sadistik.
Berita news itu lengkapnya begini: (Kecenderungan kepribadian seseorang mungkin bisa dilihat dari pilihannya pada minuman. Misalnya saja menurut studi terbaru, orang yang menyukai kopi hitam dan pahit cenderung memiliki kepribadian psikopat.
Demikian menurut survei yang dilakukan tim dari Universitas Inssbruck Austria terhadap 1.000 orang dewasa seputar pilihan rasa.
Selain itu, para responden juga mengikuti empat tes kepribadian untuk mengetahui apakah mereka memiliki karateristik kepribadian machiavelianism seperti narsisme, psikopat, sadisme, dan agresif.
Ternyata ditemukan korelasi antara kopi hitam dan rasa pahit lainnya dengan tipe kepribadian psikopat atau sadistik.
Selain itu, orang yang lebih menyukai kopi manis atau dicampur susu, serta minuman manis lainnya, secara umum punya tipe kepribadian "menyenangkan" seperti simpati, bekerja sama, dan baik.
Orang yang psikopat pada umumnya memiliki tingkat kepercayaan diri dan kecerdasan di atas rata-rata. Namun, mereka minim empati. Mereka cenderung memanipulasi orang lain.
Kaitan paling dekat ditemukan antara makanan pahit seperti lobak dan air tonik, dengan "sadisme sehari-hari" atau kenikmatan melihat kesakitan tingkat moderat pada orang lain.
Meski begitu, penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Appetite ini menyebutkan bahwa "pahit" adalah istilah yang subjektif dan mungkin pengertiannya sangat terbatas dalam studi tersebut.
Para peneliti itu juga tidak yakin apa yang menyebabkan kaitan antara pilihan rasa pahit dengan tipe kepribadian "tidak menyenangkan".
Penting juga diketahui bahwa pilihan rasa seseorang sangat dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman, jadi bukan hanya oleh tipe kepribadian.
Pilihan rasa kita pada makanan dan minuman juga terus mengalami perubahan. Misalnya saja saat kecil kita mungkin tidak menyukai sayuran, atau sebagian besar orang tidak suka rasa kopi saat pertama mencobanya.
Peminum kopi hitam pada umumnya adalah orang yang lebih peduli kesehatan. Kopi murni, tanpa tambahan gula atau susu, memiliki banyak manfaat bagi tubuh.)
Emm, tercengang juga membaca berita komplitnya (penulis dan media tidak ditampilkan, karena ini pasti kebijakan ngopibareng.id). Oww segitunya.
Seperti sedang mendiskreditkan. Seperti black campaing. Agar apa ya? Agar survei penelitian itu laku? Agar kopi Indonesia tidak bisa ekspor, seperti kopi luwak Indonesia yang saat ini terhadang lajunya karena dianggap menyakiti binatang? Mematikan imajinasi petani? Atau memuluskan rencana ekspansi bisnis kopi sesuatu negara, sementara negeri ini sedang demam warkop. Berjuta orang sedang asyik berekonomi dengan kopi.
Andai bisa duduk semeja dengan tim survei dan penelitinya tentu kita bisa bertanya. Apa yang sedang terjadi? Anda, sudahkah, ngopi? Sudah mencoba kopi Indonesia? Kopi Java? Kopi dari gunung-gunung di Provinsi Jawa Timur? Atau, aslinya, para panjenengan ini tidak suka kopi?
Awake saya ingin melihat reaksinya, awake saya ingin melihat mimik mukanya. Kita bisa tafsirkan semua yang bisa dilihat itu. Bukankah kita ini ahli dalam hal ini?
Jangan lupa lho, kita punya buku seribu tafsir mimpi. Ingat? 02 adalah bekicot, 11 adalah anjing, meski beberapa sudah jadi daging kambing balap atau sengsu. Sengsu itu akronim oseng-oseng asu. Nomor 33 adalah orang gila. Nah, 33 itu dari golongan sadistik atau bukan, karena kopi apa bukan.
Boleh jadi, ini juga tim survei asal njeplak. Njeplak kan tidak dilarang. Orang kita, orang Indonesia, banyak yang asal njeplak.Orang kopi juga tidak sedikit yang asal njeplak.
Tulisan ini, bisa juga sedang njeplak, tapi minimal jeplakan ini berkonotasi positif. Sebab, ribuan bahkan jutaan orang bisa terimbas karena publikasi kopi berpengaruh pada perilaku psikopat itu.
Dus... akibatnya akan gawat. Petani bisa membabati kopinya. Seperti pernah terjadi di Temanggung, Jawa Tengah, dan Malang Selatan, Jawa Timur. Apalagi mereka sering tidak beruntung dengan kopi.
Kalau ini masif terjadi, bagaimana nasib komoditas ini? Indonesia peringkat 4 dunia soal kopi. Besok, boleh jadi, surga kopi spesialty dunia ini akan meminta penduduknya untuk menyeruput kopi dari bahan nasi.
Tahu bahan nasi? Bahan nasi adalah beras. Beras biasa disangrai untuk campuran kopi. Nah, kalau kopi tak ada, ya beras itu yang dijadikan minuman seolah-olah hitam kopi. Apakah itu kopi? Ya jelas bukan. widikamidi