Kopi Luwak, Kopi Gajah, dan Kopi Celeng
Fenomena kopi luwak sudah bukan rahasia lagi. Bukan rahasia pula, harganya setinggi pagar mantan mertua.
Di Thailand muncul fenomena serupa. Tapi bukan luwak, melainkan kopi gajah. Konon, saat ini, harganya paling luar biasa spektakuler. Harganya setinggi pagar istana Presiden Joko Widodo.
Di Surabaya juga muncul fenomena seperti itu. Bukan luwak, bukan pula gajah, tetapi kopi celeng. Kopi bukan dimakan celeng kemudian diolah, melainkan minumnya yang ditemani celeng.
Lokasinya tidak di hutan, melainkan di kampung padat penduduk. Di Kampung "P", di warung "N" namanya. (Sengaja diinisial, karena memang bukan pariwara. Didoakan saja supaya ke depan dia sadar untuk beriklan.)
Karena tergoda ingin tahu, seorang dara cantik pun datang untuk menjajal kopi yang katanya kopi celeng itu:
Happy : Kok warungnya sepi begini
Celeng: Gak ngono lho Ning
Happy : Lha mek aku tok ngene
Celeng: Nah, jadi ada orang kan...
Happy : Aku gawekno kopi
Celeng: Kopi apa Ning...
Happy : Terserah, sak karepmu
Celeng: Haaa? Kopi kok terserah
Happy : Cepet, ra sah nggrundel
DENGAN LANGKAH CEPAT CELENG YANG RUPANYA SEORANG BARISTA ITU NYALAKAN KOMPOR, DIDIHKAN AIR, LALU MENYEDUH KOPI TANPA BEBAN. MELANGKAH CEPAT PULA MENYUGUHKANNYA DENGAN SEGALA KEIKHLASAN DAN KESOPANAN
Celeng: Monggo Ning...
Happy : Suwun (lalu disruput)
Celeng: Sami-sami
Happy : Celenggggggggggg
Celeng: Dalem Ning...
Happy : Kok gak enak ngene. Kopi opo iki. Koen iki niat dodol ta gak. Nek gak niat ngomongo, tak tukune warungmu. Koen sisan tak tukune gawe medeni tikus nang omah. Nggawe kopi kok koyo ngawe banyu kobokan ngene. Wegah mbayar aku nek ngene.
Celeng: Ealah Ning-Ning... salah maneh. Salahku di endi to Ning. Tadi sampeyan bilang minta kopi terserah. Disini ndak ada kopi terserah Ning. Adanya kopi robusta dan arabika. Robusta itu ada Sumbertangkil, Dampit, Rawaseneng Temanggung, Pupuhan Bali, Lampung, Sidomulyo, Jember.
Kalau arabika ada dari pak Triyono kopi gunung Kerinci, Argopuro, Kayumas Situbondo. Ada juga kopi Sepang dari Singaraja, ada dari Belawan, Sidikalang, Mandeling, Berastagi, Bajawa, Gayo, Toraja, Ciwedey, Pujon, Trawas, dan sik akeh maneh.
Lhah yang terserah itu yg tidak ada. Mboten enten! Tadi tak takoni malah mecucu. Ya sudah tak gawekno ae kopi luwak. Hilang kopinya tinggal sarinya. Jadi itu tadi saringan kopi luwak asli. Kopinya tak ambil, endapannya tak kasih sampeyan. Jadi kasarannya itu tadi ya telek luwak.
Salah sendiri bilang terserah, ya suka-suka aku dong. Soal gak bayar juga gak papa Ning. Wong itu tadi juga telek luwak. Lagian awake saya juga ngerti, duit sampeyan sudah habis buat mudik di probolinggo dan mojokerto lebaran kemarin.
Itu pun mudik pake duit tabungan to. Gaji, THR, duit diutang juga tidak cair jelang lebaran kemarin to. Hehehehe... Wis Ning gak usah nesu.
Tak ganteni kopi sing enak. Sidikalang, Gunung Puntang atau Gunung Kerinci, atau Arjuna Tanggo Karlos. Tanggo Karlos itu, Tawang Argo Karang Ploso.
Happy: celenggg tenan, asem tenan. Lambemu gawe isin aku ae. Nek ngono telek luwak iki ombeen, aku ijolono sing Gunung Tanggo Karlos iku ae. idi
Advertisement