Kopi 'Lelet' Asal Rembang, Jadi Rujukan untuk Penikmat Kopi
Kata lelet tentu banyak orang yang berfikiran arti lamban, atau lemot dan lain sebagainya. Namun berbeda dengan yang satu ini, nama lelet ternyata dapat menjadi sebuah kopi, hah kok aneh?
Hal inilah yang ditemui kala mencicipi kopi ramuan dari Mita dan kedua orangtuanya. Namanya Kopi Lelet. Mita mengaku menggunakan nama ini bukan karena proses pertumbuhan biji kopi atau proses penyajian kopinya yang lelet. Namun, kelambanan ada sewaktu memproduksi kopi ini dari biji hingga menjadi bubuk.
Karena proses produksinya lama, terutama pada penggilingan kopi, Mita menjamin kopi racikannya ini memiliki keunggulan dalam tingkat kehalusannya. Selain itu, kopinya dijamin 100% asli olahan biji kopi, pun tidak memakai campuran apapun.
"Keunggulan Kopi Lelet ini benar-benar halus dan asli, tidak pakai campuran dan ini tulen biji kopi," ujar Mita.
Dulu, Mita sempat memakai merek Kopi Asli. Namun, ketika kopinya dinikmati hingga ke beberapa dinas, ada seseorang yang menyarankan untuk menggantinya.
"Waktu itu saya ditegur, jangan pakai nama Kopi Asli, kalau asli kan berarti ada kw-nya," ungkap Mita yang diikuti dengan pergantian merek kopi bubuknya dengan nama Kopi Lelet.
Untuk mendapatkan tingkat kehalusan bubuk kopi yang diinginkan, Mita mengaku melakukan penggilingan sebanyak lima kali. Dirinya mendapatkan biji-biji kopi berkualitas ini dari daerah Lasem.
Selain itu, nama lelet juga terinspirasi dari sebutan warga Rembang yang menggunakan ampas kopi yang diminumnya untuk dioles ke rokok.
Dalam sehari, dia bisa menjual sekitar 25 kilo bubuk kopi. Pangsa pasarnya ada di daerah sekitar Blora, Rembang, Pati, Kudus, hingga Semarang.
Tak hanya di Jawa Tengah, kopi leletnya ini telah menembus pasar di luar Jawa. "Jadi anak-anak kan ada yang merantau. Pas pulang, mereka bawa oleh-oleh kopi lelet dari sini," ujarnya.
Sementara untuk penyebarannya, kopi Mita ini kebanyakan ditemukan di warung kopi, tetapi ada pula stok yang tersedia di toko-toko. Namun dia membedakan harga jualnya, hal ini dilakukannya guna membantu pedagang di toko untuk mendapatkan keuntungan.
Kopi racikan Mita dijual dalam beberapa kemasan, tentu dengan harga yang berbeda pula. Mita mematok harga Rp. 26.000 untuk kemasan 450 gram. Sedang yang ukuran lebih kecil yakni 230 gram, dihargai Rp. 16.000.
Bergabung ke UKM Binaan Semen Indonesia
bergabung ke semen satu tahun lalau, di datangin dirumah, terus ditawari pinjaman, untuk saya juga bersyukur bisa ikutpameran, dan orang luar daerah bisa kenal kopi saya karena ikut pameran.
untuk menambah pengalaman bisa hraing tukar pengalaman, banyak saudara dengan mengikuti UKM semen Indonesia. (hrs)