Kopi Kapakata, Langka dan Bawa Isu Vitalitas
Petani dan kelompok tani di kawasan timur Gunung Kelud sedang umek. Malam-malam ada kesempatan mereka menyempatkan diri kongkow. Sembari ngopi, mereka mencoba bertukar pikiran soal tanaman kopi.
Kopi yang dijadikan bahan tukar pikiran kali ini berbeda dengan kopi yang biasa mereka garap dan olah. Biasanya hanya berkutat dengan kopi robusta di dataran rendah, dan kopi arabika di dataran tinggi. Beberapa juga memproses kopi exelsa.
Umek para petani kopi itu karena kemunculan kopi kapakata. Kopi ini memiliki bahasa Latin Coffea Kapakata. Orang, sebagian, menyebutnya kopi birsah. Sebutan ini cukup mengakar di Banyuwangi. Lalu bagaimana pengolahannya? Sama seperti kopi yang lain-lain?
Kapakata, aslinya, bukan kopi baru. Kopi lama. Kapakata adalah kopi peninggalan zaman Belanda. Sekilas, bentuknya seperti ceplukan. Bila dilihat mendekat, kesan buah ceplukan hilang. Lebih mirip dengan pentilnya buah belimbing.
Tercatat, kapakata ini hanya terdapat di beberapa tempat di Jawa Timur. Salah satunya Gunung Kelud, lalu Banyuwangi.
Dalam beberapa literasi kopi ini ternyata tidak bisa diolah. Jadi, petani tak perlu kebingungan, apalagi mengolahnya. Maka bila kongkow, bahasannya perlu diubah, misalkan bagaimana pascapanen yang bagus. Mumpung sekarang juga lagi panen.
Kopi kapakata bisanya hanya dijadikan ornamen. Hiasan. Tidak untuk dibudidayakan. Sebab membawa citarasa tidak menarik bagi penikmat kopi. Pahit yang terlalu, seperti pahit jamu. Cacat. Selain kurang produktif hasilnya bila ditanam.
Kopi ini juga dapat dijumpai di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember. Jawa Timur.
Literasi lain menyebut, Coffea Kapakata adalah spesies tanaman yang memang diduga dalam genus Coffea. Atau lebih dikenal sebagai Kopi yang berasal dari Angola Barat dan Kongo.
Spesimen ini dikumpulkan pada tahun 1932. Tetapi detail lokalitas yang tepat tidak pasti, dan sejak itu tidak ada spesimen lain yang ditemukan.
Meski punya citarasa jelek, ada saja orang memanfaatkannya. Sampai ada yang menjual bibitnya, Rp20.000 perbatang. Agar laku, kalimat erotis yang disertakan: kopikata mampu meningkatkan gairah, stamina, dan vitalitas.
Ada-ada saja!
Berdasarkan penulusuran literatur, terdapat ribuan spesies kopi di dunia. Namun dalam perdagangan global hanya dikenal empat jenis: arabika, robusta, exelsa, liberika.
Sementara yang tidak bisa diekonomiskan secara global di antaranya: Coffea dewevrei, Coffea khasiana, Coffea arnoldiana, Coffea salvatrix, Coffea abeokutae, Coffea congenis, Coffea wightiana, Coffea kapakata, Coffea bengalensis, Coffea stenophylla, Coffea traverncorensis, Coffea eugenioides, Coffea recemosa, Coffea zanguebariae. (idi)
Advertisement