Kopi Itu Seperti NKRI
Ibarat tak ada rotan akar pun jadi itu ternyata benar-benar ada. Anda, sampeyan, panjenengan, boleh jadi pernah atau sedang mengalaminya, dan itu tak masalah.
Barang kali itu juga yang digarap serius oleh sebuah lakon film sangat populer di Indonesia: Maxgiver. Betapa dalam situasi kejepit, apapun bisa dilakukan. Misalkan, harus membongkar pintu baja hanya dengan tusuk gigi bekas. Mobil bisa dinyalakan tanpa kunci kontaknya, dan lain-lain. Hebat bukan?
Begitu juga dalam dunia kopi. Ketika sedang bepergian, sementara lupa membawa kopi andalan yang biasa diminum, ketika susah menemukan kedai atau warung yang tak ada kopi murninya, maka kopi goreng campur jagung pun jadi. Terpaksa mungkin iya, namun kalau agak mau menekuk sedikit soal selera, kopi jenis inipun tak menutup kemungkinan tetap bisa diseruput. Sebab, sejatinya, tak pernah ada yang salah dalam kopi.
Itulah hebatnya kopi. Seperti NKRI dia. Mampu bergaul dengan apa saja. Mampu sublim dengan apa saja. Campur jagung oke, campur beras oke, campur karak oke, campur fatigon oke, campur E-10 oke, campur B-Complex oke, lan liyo liyane. "BERBEDA-BEDA TETAPI TETAP KOPI JUA"
#Catatan
:Menjadi wacana bersama bahwa, bagi sebagian besar masyarakat (di dalamnya termasuk penjual seduhan kopi) kopi tidak pernah berdiri sendiri. Ada kebiasaan, ada persepsi bahwa biji kopi itu mahal apalagi dengan suasana anomali musim seperti sekarang sedang terjadi, kopi kurang gurih kalau gak ada campuran, kopi kurang pahit kalau tidak ada campuran, seduhan kopi tidak bisa dijual sangat murah kalau tidak ada campuran, dan seterusnya.
Lebih ekstrem, bisa juga dibilang lebih nggilani, bahkan ada yang nekat memakai campuran bahan obat mulai E-10, fatigon, hingga B-Complex. Temuannya sederhana yaitu agar kopi bisa lebih nendang, bisa bikin mata seketika melek jreng grenjeng grenjeng, lebih sensasional, dan seterusnya (mohon, dan seyogyanya, perajin kopi/UMKM kopi yang menggunakan model beginian segera dihentikan dan menghentikan aktivitasnya, karena ini sangat tidak dianjurkan dan merusak kesehatan).
:Perlunya menjadi sebuah tanggung jawab bersama, bahwa, agar masyarakat lebih memiliki pengetahuan yang cukup terkait kopi berikut dunianya dari hulu hingga hilir. Mengingat, kopi, menjadi minuman multi generasi yang selalu diupayakan, diselaluadakan secara terus-menerus. widikamidi
Advertisement