Kopi 'Hanger', Minuman Khas Santri Untuk Melawan Kantuk
Bagi penikmat kopi, tentu sudah kenal dengan jenis minuman kopi Espresso, Americano, Cappucino, Latte, Moccachino maupun Affogatto. Minuman ini dengan mudah dapat ditemui di kafe atau kedai kopi yang sekarang bermunculan di beberapa kota.
Tapi ada satu lagi jenis kopi yang nikmatnya luar biasa, kalau diminum di tengah malam, ketika mata sudah mulai layu, sementara tugas belum tuntas. Kopi ini dikenal dengan nama 'kopi hanger'.
Sayangnya minuman ini tidak dijual di kedai kopi mana pun. Kopi "Hanger" hanya ada di lingkungan pondok pesantren.
Orang tahunya hanger adalah gantungan baju. Tapi di pondok pesantren, hanger diubah menjadi nama ramuan kopi, yang dapat menghilangkan rasa ngantuk.
"Santri yang pernah mondok setidaknya pernah menikmati kopi hanger," kata pimpinan Pondok Pesantren Ar Ridho Sentul, Kabupaten Bogor, H Ir Hudori,
Alumnus Pondok Pesantren Datussalam Gontor Ponorogo Jatim ini, bertutur asal muasal dan nikmatnya kopi hanger.
Di Pondok Pesantren Ar Ridho Sentul Bogor yang ia dirikan, setiap santri dikenakan tugas jaga malam di lingkungan pondok secara bergiliran.
Untuk menghilangkan rasa ngantuk, santri yang sedang jaga malam biasanya membuat kopi dalam baskom besar untuk diminum bareng. Alat pengaduknya berupa hanger yang biasa dipakai untuk gantungan baju.
"Ini asal muasal kopi hanger tersebut," kata Hudori kepada ngopibareng.id, Senin 31 Agustus 2020.
Di Ponpes Ar Ridho, kopi hanger itu selalu ditunggu tunggu bagi santri yang dapat giliran piket. "Mereka bikin sendiri di dapur dan diminum rame rame, untuk menghilangkan ngantuk," katanya.
Pondok Pesantren Ar Ridho saat dihuni sekitar 600 santri laki laki. Untuk memenuhi kebutuhan santri sehari-hari di lingkungan pondok juga ada warung, kafe dan angkringan yang dikelola oleh para santri.
"Di sini, santri diberi kebebasan mengembangkan kreasi dan hobinya, sejauh tidak bertentangan dengan ajaran Islam. "Kami punya grup band, hadrah, silat, barongsai, serta lembaga perekonomian," kata kiai yang senang mendengarkan musik tersebut.
Ponpes Ar Rudho yang berdiri di atas tanah seluas 10 hektar lebih ini merupakan pengembangan lembaga pendidikan di bawah Yayasan Ar Ridho Palmerah, meliputi TK Al Azhar 5 , SD Al Azhar 5 dan SMP Al Azhar 4 Kemandoran Kemandoran Jakarta Barat.
"Saya mendirikan lembaga pendidikan Islam ini atas amanah dari orang tua saya. Dan alhamdulillah amanah ini dapat saya laksanakan dengan baik," kata kiai yang memiliki empat anak, yang diharapkan dapat mengembangkan Pesantren Ar Ridho menjadi pondok modern yang mampu mencetak santri yang berilmu dan berahlakul karimah.