Kopi De Sagoe, Secangkir Keramahan dari Sabang
Sabang. Sabang itu Nangru Aceh Darussalam (NAD). Apa yang bisa ditawarkan di sana sih? Tentu banyak! Tentu sulit menyebutnya satu persatu. Kalau sulit, sebutkan sisi lainnya saja. Tentu sisi lain tak sebanyak yang ditawarkan itu.
Ohooo pasti ada. Khususnya bagi wisatawan cruise ship. Ini dia destinasinya: De Sagoe Kuphie. Apa itu?
Ssstttt, mari sini kita bicarakan. De Sagoe Kuphie adalah keharuman dan citarasa kopi. Sensasi terbaik kopi robusta dan disajikan dalam beragam varian. Ohooo asik nian.
Ada beragam eksperimen yang bisa dinikmati wisatawan cruise ship selama berada di Sabang.
Sabang mendapatkan slot 25 calls kapal pesiar di 2019. Dan, salah satu sudut terbaik berada di kedai De Sagoe Kuphie.
Venuenya strategis bukan main. Di Bundaran Simpang Garuda, Kota Sabang. Jam bulaknya juga bersahabat, dari pukul 06.30 WIB hingga dinihari 02.00 WIB. Ohooo ini baru kopi.
“Kami lebih banyak menyediakan kopi robusta. Sebab, orang Sabang sangat familiar dengan robusta. De Sagoe Kuphie menyediakan banyak pilihan minum kopi bagi para pengunjung,” kata Albina Arahman, si pemilik De Sagoe Kuphie.
Andalannya apa sih? Sudah pasti Kopi Sanger. Sangernya versi De Sagoe Kuphie. Dan ini menjadi yang paling favorit.
Mau tahu sedikit rahasianya? Nih, kita bagi! Komposisi Kopi Sanger adalah menggunakan kopi pilihan plus susu. Kalau sudah pakai susu tanpa perlu mendapatkan ekstra gula.
Fungsi susu sebagai pemanis. Komposisinya dalam 1 gelas Kopi Sanger diberi susu kental manis sebanyak 2-3 sendok makan.
Albina menambahkan, Kopi Sanger versi Sabang berbeda dengan Banda Aceh, NAD. Bedanya dimana?
Bedanya diracikan susunya. Susu tak boleh hanya sekadarnya saja. Susu harus terukur. Nah volume susu yang digunakan inilah yang bisa dipakai sebagai pembeda Kopi Sanger di Sabang dan Banda Aceh.
Banda Aceh sana, rasa susunya kuat. Berat. Karena, memang, volume susunya, besar... eh banyak.
De Sagoe khusus menggunakan kopi dari Ulee Karim. Kopi ini sengaja dipilih De Sagoe karena cita rasanya yang nikmat. Warna sangrainya ditampilkan lebih light, atau lebih terang, dari sangrai kopi kebanyakan.
Albina menyebut, kopi asal Ulee Karim mengalami treatment khusus hingga bisa menghasilkan cita rasa berkualitas.
“Kami menggunakan Kopi Ulee Karim. Kunci penyajian kopi yang nikmat ini berada pada treatmentnya. Ulee Karim ini pengolahannya berulang hingga didapatkan komposisi terbaik,” kata Albina.
Selain Sanger, De Sagoe Kuphie juga menawarkan sensasi kopi lain. Dengan basic Ulee Karim, mereka ini menyajikan Kopi Hitam. Kopi ini ada yang disajikan secara original atau tanpa memakai tambahan gula.
Ada juga Kopi Telur. Menggunakan campuran telur kampung, kopi ini disajikan lengkap dengan susu. Untuk harga, semua varian kopi diberi banderol mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 per gelas.
“Secara umum, harga kopi sangat terjangkau. Kami juga menyediakan kopi susu. Untuk varian ini, rasa susunya sangat kuat atau dominan. Semua kopi semakin terasa nikmat dengan treatment penyajiannya. Hal ini juga harus diperhatikan,” ujarnya lagi.
Memiliki materi terbaik, proses penyajian kopi juga tidak kalah penting. Kopi disajikan dengan seduhan air yang mendidih. Penyaringannya dilakukan berulang dengan ketinggian maksimal. Tujuannya, agar proses penguapan kadar asam menjadi maksimal.
“Air panas harus mendidih. Kami panaskan air terus menerus. Kopi ini lalu ditarik. Semakin tinggi akan bagus. Untuk membuang uap,” katanya.
Memberikan ledakan experience, De Sagoe Kuphie pun selalu ramai oleh pengunjung. Dalam kalkulasi durasi operasional 12 jam, kedai ini dibanjiri 300-an pengunjung per hari. Kapasitas kedai ini sekitar 50 tepat duduk.
Fenomena De Sagoe Kuphie ini tak pelak membuat Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari, Ratna Suranti, menyorongkan jempol duanya. Kata dia, kopi di Sabang dan NAD memang yang terbaik.
“Kopi milik De Sagoe Kuphie ini nikmat. Kopi di Sabang dan Aceh ini memang yang terbaik. Seluruh dunia sudah mengenal kopi ini. Kopi ini juga bisa dihadirkan di cruise dalam bentuk stand khusus. Dream Cruise ini sudah merencanakannya. Nanti kopi bisa dihadirkan di sana. Jadi begitu turun dan melihat kopi bisa langsung membelinya,” ujar Ratna.
Menjadi rekomendasi bagi wisatawan cruise, De Sagoe Kuphie ini menjadi rujukan para wisman. Sudah banyak wisatawan dari berbagai negara yang singgah di sini.
Untuk Asia diantaranya dari Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Tiongkok, dan India. Untuk pasar Eropa seperti Jerman, Inggris, Belanda, Prancis, juga Hongaria. Bagi wisman, De Sagoe juga menyediakan kopi sebagai cenderamata.
“Kopi Sabang harus dicoba dan dinikmati para wisman yang datang dengan kapal pesiar. Cita rasa dari kopi di sana nikmat. Kopi ini bisa menjadi salah satu daya tarik parwisata. Kami yakin, dengan nikmat kopi yang disajikan, wisman akan semakin betah berada di Sabang dan NAD,” jelas Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.
Bukan hanya varian kopi, De Sagoe Kuphie juga menyajikan banyak menu alternatif. Menu-menu ini disajikan oleh rekanan yang membuka lapak di sana. Total ada 7 lapak dengan menu kuliner pendukung beragam. Sebut saja menu Mie Aceh, Martabak Telor Aceh, Sate Gurita, Nasi Goreng, hingga Roti Bakar. (*)