Kopi Cacing Pak Brewok, Begini Sensasinya Kalau Sudah Menjajal
Kopi cacing. Pasti aneh mendengarnya. Boleh jadi ragu pula orang menyebut. Tapi kopi cacing nyatanya ada. Nyatanya ada yang membuatnya. Dijual juga gaes...
Ih... hiii sudah membayangkan? Atau bisa membayangkan? Dalam gelas, dalam cangkir, ada yang menggeliat-geliat. Uhuiiii sensasinya pasti bukan main.
Boleh jadi, bagi para penyuka tantangan, beginian mah biasa. Tak ada anehnya. Tapi yang selalu cemberut dengan yang aneh-aneh rasa geli dan jijik pasti sudah menyiapkan kata-kata semburan di ujung lidah.
Oke, lupakan itu. Barang sejenak. Mari mencoba menyeruputnya. Hemmm... tak ada citarasa yang beda kok. Kita saja yang kegedean dengan bayangan kengerian.
Rasanya tetap kopi hitam seperti biasa. Kopi hitam umumnya. Karena kopi cacing materialnya juga tetap kopi. Hanya ada campuran sedikit si itu yang ikut dilarutkan dalam kopi.
Kopi bersensasi cacing benar-benar seperti kopi umumnya. Ada pahit, ada pula manis. Sesuai selera soal keberadaan gula. Hanya, pagi para penyukanya, kalau sudah dicampur dengan jahe dan kental manis, rasanya tambah suegeeeer!
Di luar sueger itu, sssttttt kabar yang meruap, kopi cacing ternyata dipercaya berkhasiat obat. Entah siapa yang menggoreng kabar begini, tapi beberapa orang yang pernah coba, bertestimoni, sakit yang berkaitan dengan kinerja usus mengalami kesembuhan setelah mengonsumsi kopi ini.
Karena tidak umum, di Kabupaten Lamongan, hanya ada satu orang yang menjajajakan peruntungan dengan kopi cacing. Namanya Kasmuri. Kumis bapang dan jenggotnya memenuhi wajah. Serem sih tidak, hanya akhirnya banyak orang lebih familiar memanggilnya dengan Pak Brewok.
Nama warungnya pun akhirnya juga ngikut dengan Brewok itu. Jadilah sebutan keren: Warung Kopi Cacing pak Brewok.
"Belasan tahun saya mengelola warung kopi cacing ini mas. Ngeri-ngeri sedap mengelolanya. Banyak tantangan " kata Pak Brewok kepada ngopibareng.id sembari memulai kisah usahanya.
Tepatnya tahun 2003 lalu. Dirinya merintis usaha jualan kopi di jalan Pahlawan Lamongan ini. Hanya kopi hitam biasa sebenarnya. Setelah setahun dijalani saha warung kopi ini cukup kembang kempis.
Kadang ya ramai, tapi aslinya lebih banyak sepinya. Penghasilan dari warung hanya bisa untuk menambal kebutuhan hidup.
"Menu kopi cacing itu sebenarnya niiatan awalnya adalah menambah menu kopi saja. Menu ini saya cantumkan setelah diajari saudara dari Kediri bagaimana cara meracik cacing. Agar kopi tak sekadar kopi, tapi kopi yang memiliki khasiat," kata Pak Berwok.
Pengetahuan dan ilmu dari kediri ini pun dijajal. Cacingnya dicari sendiri dengan menggali tanah di kebun dan pekarangan rumah. Tahap awal, setelah nemu cacing, kemudian diracik, kopi racikan ini dikonsumsi sendiri.
"Habis minum kok tubuh jadi hangat. Badan terasa lebih berstamina, lebih greng," ucapnya.
Merasa yakin dengan khasiat hasil olahannya, Pak Brewok memberanikan diri menawarkan pada pelanggan yang biasa nongkrong di warkopnya.
"Satu dua orang pelanggan mulai mencicipi kopi cacing. Setelah merasakan rasa dan khasiatnya ternyata menjadi ketagihan," urai Pak Brewok terkekeh.
Dari kekehan ini, tahulah sudah warung yang awalnya sepi menjadi cukup bersinar. Kopi cacing olahan pak Brewok menjadi digemari. Menjadi top. Promosinya dari mulut ke mulut. Ratusan pelanggan pun mulai berdatangan untuk menjajal dan benar-benar jadi pelanggan .
"Kopi cacing Pak Brewok cukup khas. Setelah minum kopi cacing tubuh terasa lebih segar dan berstamina," kata seorang pelanggan bernama Sholikin.
Sholikin, yang rupanya juga kepala UPT PMK Paciran ini mengatakan, dirinya pasti selalu mampir ke warung kopi Pak Brewok setiap datang ke Lamongan. Bahkan sudah lima tahunan ini dirinya jadi pelanggan kopi cacing Pak Brewok.
Dalam meracik kopi cacing, Pak Brewok mengaku tidak ada resep khusus. Proses pengolahannya cacing tanah dicuci hingga bersih. Dibilas beberapa kali. Kemudian cacing tersebut digoreng tanpa minyak.
Waktu penggorengan bisa berlangsung hingga satu jam lebih agar cacing benar-benar matang dan kering. Berikutnya kopi ditumbuk hingga benar-benar halus.
Saat mencuci cacing tidak perlu di betheti. Tahu dibetheti? Dibetheti itu dikupas badannya untuk mengambil kotorannya. Pemahaman Pak Brewok justru jeroan cacing itu yang mengandung khasiat obat.
Selain segar dan tentu bikin betah melek karena kafein kopi, kopi cacing dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan sakit maag, diare, memperlancar peredaran darah dan menambah stamina.
Kopi cacing Pak Brewok biasanya di campur dengan susu dan jahe. Harga segelas kopi cacing Rp 10 ribu. Setiap hari Pak Brewok yang ditemani istrinya bisa meracik hingga ratusan gelas kopi.
"Untuk cacingnya rata-rata dalam seminggu bisa habis 10 kilogram cacing," urai Pak Brewok.
Pasokan cacing didapat dari peternak diwuayah Karanggeneng, Lamongan dengan harga Rp140 ribu perkilogram. Selain itu juga membeli dari pencari cacing liar dengan harga Rp 80 ribu perkilogram.
"Kadang sering kehabisan stok cacing karena setoran cacingnya telat," terang Pak Brewok.
Kalau sudah begitu Pak Brewok harus mengkorek-korek tanah mencari cacing sendiri, agar pelanggan tidak sampai kecewa. (totok martono)