Konvergensi Menuju Negara Maju
oleh: Sri Mulyani
Menteri Keuangan (Menkeu) RI.
PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia mencapai rata-rata 5,4 persen dalam 10 tahun terakhir. Capaian ini berada dii atas capaian rata-rata dunia yang berada di angka 3,7 persen.
Bila Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, tentu kita akan mencapai konvergensi menuju negara maju.
Pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia, seperti Indoesia, juga dicapai Cina dan India.
Dalam 10 tahun terakhir, Cina mampu mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi di angka 7,7 persen. Sedangkan India berada di rata-rata 7 persen.
Meskipun, pada akhir 2022 atau pasca pandemi Covid-19, pertumbuhan Cina hanya mencapai 3,4 persen dan India di angka 6,3 persen. Sementara Indonesia masih stabil di 5,3 persen.
Kendati demikian, dalam setiap periode selalu ada tantangan perekonomian. Salah satu yang dahsyat, yakni pandemi Covid-19 yang muncul pada 2020.
Kita juga melihat sejak 2008 dengan krisis ekonomi global, tantangan ekonomi dunia mulai berubah dan sangat fundamental.
Tantangan tersebut, tidak hanya tantangan akibat perubahan kepemimpinan presiden ataupun kehadiran partai politik baru di negara berkuasa. Namun, sudah terjadi shifting geopolitic yang sifatnya fundamental.
Hal ini dimulai dan dipicu perang dagang Amerika pada 2017 atau dalam masa kepemimpinan Presiden Doland Trump. Dan sekarang mengeras menjadi geopolitik persaingan, yang membawa konsekuensi sangat besar terhadap bagaimana prospek ekonomi dunia, harus kita navigasi.
"Middle Income Trap"
Ekonomi Indonesia perlu tumbuh di atas 6 persen agar mampu keluar dari middle income trap pada tahun 2045. Itu antara tahun 2025 sampai 2029 dan seterusnya mendekati 7 persen. Pemerintah menargetkan pertumbuhan Produk Nasional Bruto (PNB) untuk tahun 2023 sampai 2024 di angka 5,2 persen. Kemudian untuk 2025 hingga 2029 di angka 5,9 persen.
Untuk periode tahun 2030 sampai 2039, pemerintah menargetkan 6,9 persen. Selanjutnya untuk 2040 sampai 2045, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,1 persen agar mampu keluar dari middle income trap.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan fiskal 2024 yang berfokus untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pada kebijakan fiskal 2024, kebijakan jangka pendek akan difokuskan untuk mengendalikan inflasi dengan menjaga stabilitas harga komoditas, menghapus kemiskinan ekstrem, menurunkan angka prevalensi stunting, serta meningkatkan investasi.
Sedangkan fokus kebijakan jangka menengah-panjang meliputi mengurangi ketimpangan SDM (Human Capital Gap), ketimpangan infrastruktur (infrastructure gap), dan ketimpangan institusional (institutional gap).
Fokus kebijakan tersebut diharapkan mampu mengarahkan Indonesia menuju transformasi ekonomi. Untuk Fiscal Policy 2024, kami sampaikan tetap dengan tema untuk tujuan Indonesia menjadi negara maju dengan visi Indonesia 2045. Ranking GDP kita diharapkan naik dari posisi 16 ke 5 pada 2045, angka harapan hidup dari 71,9 sampai 75,5, tingkat pengangguran 5,5 persen ke 3 sampai 4 persen, dan kontribusi industri manufaktur yang dari 20,5 persen ke 26 persen.
*) Disampaikan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggar DPR RI, Selasa, 30 Mei 2023.