Kontroversi Ali Mochtar Ngabalin, Si Kutu Loncat yang Masuk Lingkaran Istana. Pernah Desak Allah Berpihak pada Prabowo-Hatta
Nama Ali Mochtar Ngabalin di jagat politik Indonesia, sebenarnya sudah tak asing lagi. Bisa dibilang dia merupakan kutu loncat di partai politik. Dia pernah pindah partai dari Partai Bulan Bintang ke Golkar pada 2010 lalu.
Selain itu, pada saat pemilu lalu, Ali Mochtar Ngabalin bahkan sempat menjadi Direktur Politik Tim Pemenangan, Prabowo – Hatta. Saat itu, dia bahkan sempat membuat pernyataan menghebohkan dengan mengatakan, pihaknya akan mendesak Allah untuk memenangkan capres-cawapres, Prabowo – Hatta. Namun, kini dia merapat ke Jokowi dengan menjadi Staf Khusus Kepresidenan.
Berikut kontroversi Ali Mochtar Ngabalin di jagat politik:
1. Kita desak Allah berpihak pada Prabowo-Hatta
Direktur Politik Tim Prabowo – Hatta, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, perjuangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa belum selesai meski KPU sudah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden terpilih. Bahkan, dirinya mendesak Tuhan untuk berpihak kepada pasangan capres-cawapres nomor urut satu tersebut.
“Perjuangan yang kita lakukan tidak berhenti sampai di sini dan kita mendesak Allah SWT berpihak kepada kebenaran, berpihak kepada Prabowo – Hatta ,” ujar Ngabalin kepada kader dan simpatisan Prabowo – Hatta , kala itu.
Ucapan Ngabalin tersebut terekam dalam video yang diunggah ke Youtube. Video berdurasi 6 menit 38 detik tersebut direkam saat halal bihalal yang diadakan tim Prabowo – Hatta di Rumah Polonia.
Ucapan Ngabalin yang mendesak Tuhan untuk berpihak kepada pasangan Prabowo – Hatta tersebut terdapat di menit ke-3.43. Ucapan politisi Golkar tersebut kemudian mendapat sambutan yang meriah dari kader yang hadir.
2. Ngabalin: Kapan Tuhan turunkan bala tentara tolong Prabowo
Direktur Politik Tim Prabowo-Hatta, Ali Mochtar Ngabalin mengakui telah berpidato yang menyatakan mendesak Tuhan untuk membantu mantan Capres Prabowo Subianto. Pernyataan itu dikeluarkannya karena gemas melihat mantan Danjen Kopassus itu terus diserang dan difitnah.
“Insya Alloh pidato saya mudah-mudahan tidak ada yang manipulasi. Saya mendesak untuk terungkapnya kebenaran dan keadilan, kepastian hukum, dalam hal ini membela Prabowo, karena kami anggap dia teraniaya, terfitnah, tapi dia diam aja tidak balas,” ujar Ali Muchtar kala itu.
Atas alasan itu, Ali mengaku tergerak hatinya karena merasa simpati atas tekanan yang dialami Prabowo selama menghadapi Pilpres 2014. Dirinya pun mengaku gemas karena bantuan Tuhan tak kunjung turun.
“Kita gemas, kapan Tuhan turunkan (bantuan ke Prabowo). Kita desak Allah turunkan bala tentaranya tolong Prabowo. Dia lemah, dan tidak bisa berbuat apa-apa, gitu maksudnya, dan itu pernyataan kepada siapapun tak ada masalah,” pungkasnya.
4. Berpindah partai
Sebelum bergabung dengan Partai Golkar, Ali Mochtar Ngabalin merupakan kader Partai Bulan Bintang (PBB). Saat di menjadi kader PBB, Ngabalin bahkan sempat duduk menjadi anggota legislatif dan menjadi anggota Komisi I DPR RI periode 2004-2009.
Saat dituding menjadi kutu loncat dengan berpindah partai dari PBB ke Golkar, dirinya mengatakan, dirinya besar dari keluarga Golkar. Dirinya mengatakan, ayahnya, Hasan Basri Ngabalin merupakan salah satu pendiri Golkar.
“Partai Golkar bukan barang baru bagi Ali Mochtar, karena secara biologis saya dibesarkan dalam keluarga Golkar,” kata Ngabalin, seperti dikutip Antara, Rabu 20 Oktober 2010.
4. Ngabalin: Kelakuan Wakil Ketua DPR kampungan
Sewaktu menjadi Wakil Ketua Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (BPD) DPR Ali Mochtar Ngabalin mengatakan, ada sekelompok orang bermain di balik serangan terhadap MS Kaban.
Buktinya, kata Ali, orang-orang seperti Adnan Buyung Nasution( anggota Dewan Pertimbangan Presiden), Benny Kabur Harman dan Soetardjo Soerdjogoeritno(Wakil Ketua DPR) selalu memberikan pernyataan yang senada, yakni meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberhentikan MS Kaban sebagai Menteri Kehutanan.
“Saya heran, kenapa Adnan Buyung Nasution, Benyy Kabur Harman dan Soetardjo Soerjogoeritno selalu meminta Kaban diberhentikan. Kalau mereka mau menjadi menteri kehutanan katakan saja pada kami biar nanti kami sampaikan kepada SBY. Orang-orang ini mengaku intelek, tapi kelakuannya kampungan,” kata Ali Mochtar Ngabalin, medio November 2007.
Advertisement