Kontrol Rutin Organ Intim Cegah Kanker Serviks Sebelum Terlambat
Kanker serviks dikenal sebagai lady killer, yakni pembunuh nomor dua di dunia bagi perempuan setelah kanker payudara. ’’Menurut data yang dihimpun oleh Globocan pada tahun 2020, kanker serviks menempati posisi ketiga setelah kanker Paru dan kanker Payudara sebagai kanker dengan angka kematian terbanyak akibat kanker di Indonesia dengan jumlah 21 ribuan jiwa,” papar dr Primandono Perbowo, Sp.OG (K) ditemui di Adi Husada Cancer Center. ’
’Kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang memiliki angka kesembuhan tinggi, karena dapat dideteksi sejak dini,” lanjutnya. Sebab, terdapat fase infeksi awal (prakanker) yang berlangsung selama 10 tahun sebelum akhirnya menjadi kanker.
Kontrol rutin organ intim mampu menekan potensi terkena kanker serviks. Pap smear sangat disarankan bagi perempuan yang telah melakukan hubungan seksual. ’’Setidaknya dilakukan tiga tahun setelah sexually active kemudian rutin satu tahun sekali,” terang dokter Primandono dari RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya.
“Virus ini pada umumnya ditularkan melalui hubungan seksual. Penyebab lainnya adalah kurangnya menjaga kebersihan vagina, merokok, dan pernikahan dini, karena pada usia dini sangat rentan terjadinya perubahan sel-sel, sehingga berpotensi terjadi kanker di kemudian hari,” imbuhnya.
Dokter Primandono menerangkan teknik terbaru untuk pap smear yakni dengan memanfaatkan Liquid Based Cytologi (LBC) yang memiliki tingkat akurasi hingga 95 persen. Masih ada banyak langkah jika HPV ditemukan pada fase prakanker. Di antaranya, laser, cryo (dibekukan), atau pemotongan ujung serviks.
Vaksin HPV merupakan langkah preventif lain yang dapat dilakukan sejak perempuan berusia 10 tahun. Vaksin tersebut bisa mencegah terjadinya kanker serviks hingga 95 persen jika diberikan sebelum perempuan melakukan hubungan seksual.