Kontes Foto WFH 2020 Tuntas, Inilah Juaranya
Setelah melalui perdebatan keras, Tim Juri Kontes Foto Work From Home (WFH) 2020 akhirnya telah berhasil memilih 7 dari 1148 foto kiriman peserta. Ketujuh foto itu berhak menjadi juara utama dan harapan.
"Diluar dugaan peserta sangat antusias dan berasal dari penjuru tanah air. banyak kearifan lokal yang menginspirasi," kata Direktur Otak Otak, Event & Comm kepada ngopibareng.id, Rabo, 20 Mei 2020.
Menurutnya, kontes foto ini merupakan event untuk menyemangati WFH. Kreatifitas WFH dapat memberi inspirasi kepada keluarga lain melakukan hal yang sama. Terlebih bagi mereka yang punya anak kecil yang cepat bosan.
Kontes Foto WFH 2020 ini diselenggarakan bareng Otak Otak, Kagama Jawa Timur dan ngopibareng.id. Kontes terkait pandemi Covid-19 ini diikuti 589 peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Menurut Ketua Tim Juri Kontes Foto Mamuk Ismuntoro, ribua foto-foto yang masuk, dan diseleksi oleh dewan juri berbasis jurnalistik, sedikit banyak menambah literasi gambar, langsung dari bagian terkecil warga dunia yaitu keluarga.
"Merekam orang-orang terdekat barangkali tidak semudah yang dibayangkan," kata Founder Matanesia yang juga fotografer andal asal Surabaya ini.
Juri lain Becky Subkhi melihat gambaran pola aktifitas keluarga dalam WFH. "Dari karya-karya foto peserta kita mendapat visualisasi pola aktivitas dan interaksi bentuk baru dalam keluarga di tengah pandemi Covid-19," katanya.
Sedangkan CEO ngopibareng.id dan Ketua Kagama Jatim Arif Afandi mengakui, kontes foto WFH yang baru kali pertama digelar ini menarik karena diikuti peserta dari seluruh Indonesia. Pemenangnya pun menggambatkan sebaran peserta dari berbagai kota.
Menurutnya, memotret kehidupan sehari-hari dalam frame foto bisa dilakukan siapa saja. Tapi memotret dengan visi memberi pesan tematik, ternyata bukan barang gampang.
"Kayaknya ini kesulitan yang dihadapi para peserta. Toh Kontes Foto Work From Home ini menarik karena pesertanya tersebar dari seluruh penjuru Indonesia," katanya.
Dalam menentukan juara, semua juri menyeleksi ribuan foto tanpa nama peserta. Juga tidak mengetahui darrah asal pengirimnya. Tahap pertama dipilih 10 nominasi juara. Baru dipilih juara utama dan harapan.
"Terjadi perdebatan keras antar juri saat menentukan para juara. Tidak hanya melihat kualitas foto, tapi pesan yang ada dalam foto. Apakah menggambarkan WFH atau tidak? Apakah mencerminkan interaksi keluarga atau tidak?," tambah Mamuk.
Jadi, lanjut dia, tidak ada kesengajaan memilih sebaran asal kota peserta kontes foto ini. Tapi, ternyata yang terpilih menggambarkan berbagai kota asal peserta.
Melihat antusiasme peserta dari berbagai kota ini, mereka terpikir untuk menggelar kontes foto dengan berbagai tema di masa depan.