Konsultasi Psikologi, Hak Orang Tua untuk Bahagia
Rubrik konsultasi psikologi hadir setiap Minggu, di Ngopibareng.id. Rubrik ini diasuh oleh Dian Dwi Puspita A, S.Psi, MA. Pengasuh bisa dihubungi lewat surat elekteronik di [email protected].
Pertanyaan :
Saya Rn,wanita bekerja dan saat ini berusia 50 tahun. Saya memiliki Putra 3 yang sudah pada menginjak dewasa dan bekerja. Suami saya mengalami sakit sudah cukup lama ketika anak-anak masih usia anak-anak. Dokter menyatakan kalau suami saya mengalami masalah kejiwaan. Keadaan suami yang tidak menentu, mudah marah dan emosional, dingin, sensitif, bicara yang menyakitkan serta perlu pengobatan rutin saya jalani sudah cukup lama.
Secara peran pun suami sudah tidak bisa memenuhi tanggungjawabnya. Semua kebutuhan dalam keluarga saya yang nanggung. Terbesit di pikiran saya rasa lelah dan ingin mengakhiri masalah ini, saya ingin bahagia. Dalam kesendirian memecahkan setiap masalah justru bantuan muncul dari orang lain. Setelah sekian lama bertahan dalam kesendirian mengasuh anak-anak dan menyelesaikan segala permasalahan sendiri. Namun yang menjadi dilema saya, ketika saya mendapatkan support dari orang lain, justru anak-anak saya menunjukkan sikap kurang berkenan, padahal secara psikis saya membutuhkan dukungan tersebut. Bagaimana sikap saya terhadap anak-anak saya yang seolah tidak memahami kondisi saya tersebut? Mohon pencerahannya, terimakasih.
Rn, Jawa Timur
Jawab.
Ibu Rn yang saya sayangi. Mendengarkan cerita ibu sungguh luar biasa pengorbanan dan perjuangan hidup ibu. Tentunya tidak mudah menanggung beban dan membesarkan anak-anak secara sendiri. Dalam menyikapi masalah ini memang ibu harus berpikir bijaksana. Bagaimana ibu bisa menghargai dan mendengarkan perasaan ibu sendiri dan bagaimana keadaan makin memberikan keseimbangan dan kebaikan. Jangan sampai kondisi menjadi lebih buruk dan banyak yang lebih dikorbankan. Dengan keadaan anak-anak yang sudah makin besar dan memiliki ruang serta kesibukan sendiri-sendiri tentunya membuat adanya jarak dan minimnya interaksi yang terjalin, sehingga dimungkinkan kurangnya interaksi dan komunikasi antara ibu dan anak-anak, hal ini mengakibatkan kurangnya rasa memahami dan mengerti dari anak-anak terhadap apa yang dirasakan ibu.
Terkait sikap ibu terhadap anak-anak karena mereka sudah menginjak dewasa, maka perlunya menjalin kedekatan interaksi dan komunikasi agar mereka memahami. Ajak anak-anak duduk bersama, ceritakan keadaan dan perasaan ibu saat ini, minta pengertian dan pemahaman mereka. Perlu ibu ketahui bahwa permasalahan ibu dan suami adalah permasalahan orangtua, maka yang mengerti permasalahan orangtua adalah ibu dan suami bukan anak-anak. Yang menjalani dan yang merasakan keadaan ini adalah ibu, maka anak-anak tidak bisa turut campur. Apalagi anak-anak sudah mulai dewasa dan memiliki kesibukan dan jalan kehidupan masing-masing. Suatu keputusan diambil didasarkan pada kebutuhan dan keadaan dari seseorang. Karena ia yang lebih tahu permasalahan dan batas kemampuannya. Oleh karena itu tentukanlah kehidupan Anda, mana yang lebih membawa perubahan baik bagi kehidupan Anda dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Salam bahagia dan sukses selalu.
Advertisement