Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, mengaku kecewa dengan tindakan kepolisian yang membatalkan konser solidaritas untuk Ahmad Dhani Prasetyo di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya, Minggu, 10 Maret 2019, malam. Fahri menduga, pembatalan konser yang dilakukan kepolisian ini ditunggangi oleh kepentingan politik jelang Pilpres 2019. Seperti diketahui, konser itu rencananya juga akan dihadiri oleh Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno. "Saya agak kaget dengan tindakan kepolisian ini. Apabila ini memiliki motif-motif di luar tugas kepolisian yang dititipkan oleh pejabat politik tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung tentu kita menyesalkan," katanya saat ditemui di lokasi konser, Minggu. Soal izin yang terkesan dipersulit kepolisian, dengan alasan konser berbayar, kata Fahri, kegiatan berbayar ini juga merupakan bagian dari konser amal untuk memberikan dukungan moral kepada pentolan Musikus Dewa 19. Menurut Fahri, konser ini bukan ajang kampanye meski dihadiri oleh calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno. Kehadiran Sandi hanya memberikan dukungan terhadap salah satu kawannya sedang memgalami masalah. "Saya dengar tadi dari panitia sudah lama minta izin yang seharusnya diberikan izin cepat. Setahu saya saudara Sandiaga Uno juga datang pengen nonton untuk memberi support kepada teman-teman Dewa. Ini adalah istikharah untuk secara moral membantu tokoh utama yang sekarang sedang bermasalah hukum. Oleh sebab itu, kita juga cukup prihatin dengan kejadian malam ini," katanya. Fahri juga menyayangkan tindakan kepolisian yang dinilainya berlebihan dalam membatalkan rencana konser tersebut. Kata Fahri, pihak kepolisian bahkan sampai membawa anjing pelacak, serta menonaktifkan beberapa fasilitas di ruang konser. "Saya tidak menduga kalau kepolisian ternyata bertindak sejauh ini. Lampunya dimatikan, eskalatornya dimatikan, AC nya dimatikan lift nya dimatikan. Saya tidak menyangka melihat polisi membawa anjing dan lain sebagainya," kata dia. Fahri menduga tindakan kepolisian yang tak profesional adalah arahan pejabat-pejabat atau oknum dari partai politik kubu petahana, yang sengaja menggunakan aparat hukum untuk menghadang kegiatan lawan politik. Hal tersebut, kata dia, tak hanya terjadi sekali ini saja. Karena itu, ia pun meminta kepada pihak petahana agar lebih melakukan cara-cara berpolitik yang santun, ketimbang semakin memperburuk keadaan. Padahal, dalam survey pihak petahana selalu unggul jauh. "Kepada politisi yang sedang bersaing. Terutama petahana. Saya dengar surveynya sudah menang, bahkan menangnya katanya 20%. Ya sudahlah, kalau sudah menang ngapain melarang orang kalau sudah menang survei. Kalau survenya sudah bagus mbok ya jadi pemerintahan yang baik," kata dia. Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan konser solidaritas untuk Ahmad Dhani tersebut tidak dapat dilaksaakan lantaran pihak penyelenggara masih terganjal izin. Rudi menegaskan bahwa pembatalan acara ini murni lantaran adanya kesalahan administrasi dari panitia, bukan karena kampanye salah satu paslon. "Supaya tidak ada salah informasi atau pemahaman bahwa pembatalan tidak terkait (pembatalan kampanye) salah satu paslon. Ini murni karena izin penyelenggaraan konser belum ada," kata Rudi. (frd)