Konsep Pendidikan Islam Holistik, Haedar Nashir: Butuh Keladanan
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberi apresiasi atas terbitnya buku Biografi Intelektual Prof Dr Zamroni. Sosok guru besar bidang pendidikan dan aktivis Muhammadiyah ini dianggap memiliki pengaruh besar bagi dunia pendidikan Indonesia. Gagasan pemikiran dan keteladanannya patut dijadikan rujukan bagi generasi muda.
“Saya bersukur bisa berkenalan dengan seorang pendidik dan tokoh di bidangnya,” kata Haedar dalam acara Talkshow Pendidikan Berkemajuan dan sekaligus peluncuran buku, bertempat di gedung PP Muhammadiyah Jalan Chik Ditiro, Yogyakarta, pada Kamis (7/12/2017).
Perkenalan dan persahabatan Haedar dengan Zamroni sudah lebih dari 30 tahun. Sejak Prof Zamroni berkiprah di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Universitas Negeri Yogyakarta, dan di Persyarikatan Muhammadiyah secara khusus. “Selama di PP Muhammadiyah, kami yang muda banyak belajar pada beliau,” tuturnya.
Dari sosok itu, ujar Haedar, kita bisa belajar tentang ketekunan dan dedikasi yang tulus dalam bidang yang digeluti. “Belajar bahwa dengan ilmunya di dunia pendidikan, baik di Muhammadiyah, UNY, maupun di Kemdikbud, pak Zamroni sangat teliti dan cermat. Beliau sangat mengayomi anak-anak muda,” katanya.
Haedar menyebut, salah satu gagasan terbesar Zamroni adalah memperkenalkan konsep pendidikan Islam holistik. Konsep ini pada masa sekarang dikenal dengan nama pendidikan berkemajuan. “Pendidikan berkemajuan ini terus meluas,” kata Haedar. Dalam hal ini, konsep pendidikan berkemajuan Muhammadiyah menginspirasi dunia pendidikan di Indonesia.
Nilai lebih dari pendidikan berkemajuan yang dikenalkan Muhammadiyah bisa dilihat dari banyak sisi. Berakar dari pendidikan yang dikenalkan oleh KH Ahmad Dahlan dan berlanjut hingga hari ini. Gagasan ini masih perlu terus digali dan dikembangkan.
Haedar memaparkan beberapa prinsip itu. Untuk meraih pendidikan yang mencerahkan, maka pendidikan itu harus membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Itulah output dari pendidkan modern yang dikenalkan Muhammadiyah.
Para lulusan pendidikan Muhammadiyah, tidak hanya menjadi manusia yang cerdas dan unggul, tetapi juga menjadi manusia yang gemar beramal. “Mereka menjadi pelaku sejarah dalam setiap perubahan di masyarakat,” ulas Haedar Nashir. (adi)
Advertisement