KONI Jatim Pulangkan Atlet Sementara
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur untuk sementara waktu pulangkan seluruh atlet ke rumah masing-masing. Wabah corona atau Covid-19 membuat program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100 diubah menjadi pola training from home (TFH).
Pemulangan atlet ini dilakukan untuk memberi waktu kepada tim pelatih membahas secara internal terkait pola latihan yang diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Pola yang ditawarkan adalah TFH atau melakukan camp tertutup.
“Awal ini kita pulangkan, bukan dihentikan tapi TFH latihan di rumah sampai pelatihnya menyiapkan segala sesuatunya untuk pelaksanaan Puslatda tertutup atau steril. Kalau penyiapan Puslatda sudah beres, baru atlet dipanggil lagi untuk Puslatda tertutup atau steril,” kata Ketua KONI Jatim, Erlangga Satriagung, Rabu 25 Maret 2020.
Direktur salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Jatim itu menjelaskan, perubahan pola ini wajib dilakukan menyesuaikan dengan kondisi merebak luasnya virus corona. Apalagi, banyak atlet berlatih di lapangan yang juga digunakan untuk umum setiap pagi hingga sore hari.
Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan karena para atlet dan pelatih tidak tahu, apakah orang yang juga menggunakan lapangan bersama itu negatif dari corona atau malah orang dengan risiko (ODR) yang dapat menyebar virus.
Selama menjalani latihan dengan pola yang lebih tertutup ini, para atlet tidak diperbolehkan keluar dari camp atau rumah agar tidak terpapar corona.
Mereka juga diwajibkan untuk melakukan social distancing dan melakukan protokol pemeriksaan sebelum menjalani aktivitas.
“Pokoknya atlet, pelatih dan mekanik gak boleh ketemu orang luar, yang sudah di dalam juga gak boleh keluar camp. Misalnya ada pelatih yang biasanya pulang pergi, ketika dia sekali keluar tanpa alasan yang jelas dia tidak kita perbolehkan masuk camp karena pasti sudah kontak dengan siapa aja,” tegas Erlangga.
Oleh karena itu, setiap pelatih dan pengurus cabang olahraga harus memikirkan secara matang akan melakukan camp di mana dan program latihannya seperti apa. Utamanya masalah lokasi, cabor diwajibkan memilih tempat yang itu lengkap dengan tempat menginap dan tempat latihan di satu lokasi yang itu hanya digunakan untuk cabor itu sendiri.
Sementara yang memilih pola TFH, program latihan harus dilakukan sesuai jadwal dan dipantau langsung oleh pelatih melalui video conference.