KONI Jatim Prediksi Kehilangan 35 Emas di PON Papua
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur dilanda kegelisahan yang besar pasca penghapusan 10 cabang olahraga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 Papua.
Kegelisahan dirasa karena Jatim diprediksi kehilangan 35 medali emas dari 10 cabor itu. Dengan ini, jalan menuju gelar juara umum akan semakin berat.
"Setelah kita hitung, kita akan kehilangan 35 emas," kata Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil kepada ngopibareng.id, Selasa 15 Oktober 2019.
Meski kehilangan 35 medali, Nabil mengatakan KONI Jatim akan mengikuti apapun aturan dan ketetapan yang telah diambil oleh Panitia Besar (PB) PON.
Hanya saja, ia menyayangkan dengan adanya penghapusan ini akan berdampak pada proses pembinaan. Sebab, setelah ini KONI harus menghentikan semua hak yang didapat pada atlet penghuni skuad Puslatda.
"Artinya, yang Puslatda akan diberhentikan semua pembinaan dan bantuan dana karena sudah tidak lagi dalam Puslatda. Karena, biaya Puslatda ini kan orientasinya untuk PON ketika semua batal maka harus kita hentikan," jelasnya.
Dengan berhentinya pembinaan maka program regenerasi atlet juga akan terhenti. Artinya, jika ke depan akan ada event internasional maka yang menghuni skuad Pelatnas hanya atlet-atlet senior, yang mungkin sudah tidak berada pada masa keemasan.
"Sehingga, ada yang mubadzir dari pembinaan kemarin. Ada stagnasi pembinaan di situ karena terkait dengan prestasi Indonesia di kancah internasional," imbuhnya.
Karena itu, sebagai langkah awal KONI Jatim akan memberi motivasi kepada atlet-atlet yang batal bertanding agar mental tidak jatuh. Serta, akan membuat formulasi baru akan membuat single atau multievent 10 cabor ini agar pembinaan tetap berjalan.
Sementara itu, cabor yang dihapus di antaranya tenis meja, balap sepeda, petanque, dansa, woodball, gateball, golf, bridge, soft tenis, dan ski air.
Advertisement