KONI Jatim Permantap Persiapan Atlet dengan Terapi Hiperbarik
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur terus mematangkan persiapan tim Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2020 Papua. Terbaru, seluruh atlet menjalani metode hiperbarik atau terapi oksigen yang dilakukan di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) dr Ramelan Surabaya.
Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan atlet dalam tabung seperti kapal selam dengan tekanan oksigen setara dalam kedalaman 14 meter dalam air selama 15 menit, lalu, setelah itu menggunakan masker oksigen murni selama 30 menit, lalu istirahat lima menit yang dilakukan selama tiga kali dalam satu kali terapi.
“Jadi terapi oksigen hiperbarik ini adalah terapi pemberian suatu terapi dengan memperkaya kadar oksigen. Normalnya kadar oksigen dalam tubuh 21 persen, kita ganti jadi 100 persen atau mendekati itulah. Harapanya dengan tekanan tinggi bisa menembus semua sel , jadi proses difusi oksigen lebih bagus, lebih cepat, dan lebih optimal. Jadi semua sel saat terapi akan mendapat oksigen yang cukup,” ungkap Kabagkestral RSAL dr Ramelan, Dr. Tutik Harnanik.
Sementara itu, Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung mengatakan, terapi ini penting untuk mematangkan persiapan atlet agar performanya bisa maksimal saat tampil di PON.
“Itu kan terapi tekanan oksigen seperti orang menyelam diatur untuk memperbesar VO2Max, kemudian melancarkan aliran darah. Hiperbarik membuat fisik atlet makin optimal sehingga pertarungan di sana tinggal psikologi,” ujar Erlangga.
Ia mengaku, bahwa persiapan atlet Jatim sudah sangat baik. Mulai dari kondisi fisik dan teknik tetap terjaga dengan baik karena persiapan terus berjalan dan terpantau oleh tim sport science KONI Jatim.
Karena itu, mantan Ketua KADIN Jatim itu mengaku, optimis Jawa Timur tetap bisa membawa pulang gelar juara umum di PON. “Optimis bisa juara umum, tinggal nanti bagaimana fairness saat lomba. Fisik dan teknik kita sudah bagus, Cuma kita gak ingin kayak PON Jabar yang kita sudah tau ceritanya. Tapi saya yakin Papua bisa menjaga marwah PON yakni persaudaraan,” pungkasnya.