Jelang PON Papua, KONI Jatim Minta Dukungan Anggaran Gubernur
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur mengharap dukungan penuh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam persiapan atlet yang masuk program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100/IV proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 di Papua.
Dukungan ini, kata Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung tak lain untuk mewujudkan target menjadi Juara Umum PON. Apalagi, persiapan yang dilakukan sudah berjalan dengan maksimal dan memakan anggaran sekitar Rp600 miliar selama tiga tahun terakhir.
“Kalau kita lihat atlet latihan terenyuh belani Jawa Timur pagi sore saya tidak tega tidak mensuport. Makanya kalau tidak disuport penuh ini kan latihan sudah jalan tiga tahun kan tidak bisa dihentikan karena sudah di program untuk menuju peak,” ungkap Erlangga ketika ditemui di Gedung KONI Jatim, Surabaya, Rabu 2 Desember 2020.
Ia menyampaikan, anggaran yang maksimal dari Pemprov Jatim akan sangat mendukung mengingat saat ini sudah masuk dalam tahap finalisasi. Di mana, para atlet harus fokus dan menjalani setiap program seperti training camp, try out, pun mendatangkan pelatih asing untuk mempersiapkan diri lebih baik.
Menurutnya, saat ini tim pelatih sudah disusahkan dengan membuat program ulang akibat jadwal PON yang diundur, sementara penyusunan program ini dihitung betul dengan setiap konsekuensi yang itu harus dipenuhi dengan anggaran yang tidak sedikit.
Erlangga kemudian mengibaratkan padi apabila ingin dapat menghasilkan beras yang baik harus mendapat pupuk yang baik pula. “Tinggal kita ingin mencapai puncak atau tidak karena kalau ingin mencapai puncak, gak bisa ditawar,” ujarnya.
Mantan Ketua Kadin Jatim itu berharap, dalam tahap finalisasi ini APBD murni untuk KONI Jatim mencapai Rp300 miliar tidak seperti rencana yang terdengar pemberian APBD murni sebesar Rp200 miliar, sedangkan sisanya Rp215 miliar masuk dalam APBD dipercepat pada Juli atau Agustus 2021 mendatang sebagai anggara kebutuhan di Papua.
“Sekarang Rp200 miliar sisanya nanti dalam APBD dipercepat sekitar bulan Juli-Agustus ini problem. Karena kalau APBD murni Rp200 miliar sulit karena Januari-Agustus ini masuk masa finalisasi latihan," katanya.
Selain itu, ada pula kebutuhan dana untuk persiapan atlet selama satu bulan masa adaptasi di Papua" Kami berharap bisa Rp300 miliar karena kami hitung kebutuhan di Papua hanya Rp115 miliar,” jelasnya.
Di sisi lain, kalau tidak digenjot dengan anggaran yang besar di awal, akan kalah langkah dengan kompetitor utama DKI Jakarta yang mendapatkan anggaran Rp300 miliar. Dengan dana besar itu DKI Jakarta dapat memaksimalkan program persiapannya.