Kongres AS Dikuasai Demokrat, Nancy Pelosy Pegang Kendali
Seiring dengan pelantikan Kongres baru, Kamis 3 Januari, setelah dua tahun Partai Republik mengendalikan Gedung Putih, Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat, kini Partai Demokrat menjadi mayoritas di DPR.
Perubahan itu merupakan hasil dari pemilihan paruh waktu pada bulan November 2018 lalu, ketika Partai Demokrat memperoleh suara besar dengan memperoleh 235 kursi di DPR dengan 435 kursi ketika para anggota baru DPR memulai masa bhakti mereka. Partai Republik memperoleh tambahan dua kursi dari sebelumnya di Senat, dan kini memegang mayoritas 53-47.
Anggota DPR Nancy Pelosi dari California pegang kedali, terpilih sebagai ketua DPR, mengembalikannya ke posisi yang dipegangnya dari 2007 hingga 2011. Dia adalah satu-satunya perempuan yang pernah menjadi ketua DPR, dan terpilih lagi menjadi orang pertama dalam lebih dari 60 tahun yang mampu merebut kembali posisi itu setelah partainya kalah dan kemudian memperoleh kembali mayoritas di DPR Amerika.
"Dia adalah satu-satunya perempuan yang pernah menjadi ketua DPR, dan terpilih lagi menjadi orang pertama dalam lebih dari 60 tahun yang mampu merebut kembali posisi itu setelah partainya kalah dan kemudian memperoleh kembali mayoritas di DPR Amerika."
Sebagian anggota DPR dari Partai Demokrat menyatakan keinginan akan munculnya pemimpin baru dalam partai, dan Pelosi setuju untuk menjabat tidak lebih dari empat tahun sebagai ketua dengan imbalan dukungan yang cukup untuk memenangkan posisi itu.
Kongres baru kali ini adalah yang paling beragam dalam sejarah.
Wajah-wajah baru dalam Kongres ini termasuk Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, wanita termuda yang terpilih menjadi anggota Kongres.
Selain itu ada juga Rashida Tlaib dari Michigan dan Ilhan Omar dari Minnesota, dua perempuan Muslim pertama yang menjadi anggot DPR Amerika, serta Deb Haaland dari New Mexico dan Sharice Davids dari Kansas, dua wanita pertama dari penduduk asli Amerika (suku Indian) yang berhasil menjadi anggota Kongres.
Secara keseluruhan, perempuan menduduki 102 kursi di DPR dan 25 kursi di Senat.
Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat AS dipimpin Partai Demokrat menyetujui rancangan undang-undang pada Kamis 3 Januari untuk mengakhiri penutupan operasi sebagian pemerintah. Pemimpin Senat dari Partai Republik mengatakan dia tidak akan melakukan pemungutan suara.
Presiden Donald Trump menyatakan kesediaannya untuk meneruskan penutupan itu “selama diperlukan” untuk mendapatkan dana pembangunan tembok perbatasan yang tidak didukung oleh Demokrat. (adi/voa)