Kongkow, Ganjar Dengar Kisah Inspiratif Pendeta Mantan Preman
Nongkrong dengan anak muda menjadi rutinitas Ganjar Pranowo setiap berkeliling ke berbagai daerah. Tak melulu memberi motivasi, Ganjar juga kerap mendapat kisah dari anak muda yang penuh inspirasi.
Seperti saat kongkow bareng anak muda Madiun di Kafe Kopi Kakak, Kamis 18 Januari 2024. Di sana Ganjar bertemu dengan anak muda yang menjadi pendeta. Namanya Rudi Elkel Kei.
Namun siapa sangka, pendeta Rudi dulu adalah orang yang hidup dalam lembah hitam. Memilih jadi anak punk yang hidup di jalan, Rudi mengatakan jika berkelahi, mencuri, merampok dan mabuk-mabukan hingga konsumsi obat terlarang adalah kebiasaan sehari-hari.
"Dulu itu saya nakal pak, tiap hari mabuk, berkelahi. Karena nggak punya uang, ya mencuri, merampok buat beli minuman dan obat-obatan terlarang. Saya bahkan pernah mencuri uang di gereja buat beli minuman keras," cerita Rudi pada Ganjar.
Bertahun-tahun ia hidup di dunia hitam. Hingga saat pulang ke Papua, Rudi mendapatkan hidayah. Tanpa sebab, ia menangis saat masuk ke gereja. Dan tiba-tiba, seorang pendeta menghampirinya dan mengatakan bahwa ia akan dipakai Tuhan.
"Saya heran, kenapa saya bisa menangis saat masuk gereja itu, dan pak pendeta bilang saya mau dipakai Tuhan, kok bisa orang sejahat saya mau dipakai Tuhan untuk apa?" ceritanya.
Dan mulai saat itu, ia memutuskan bertobat. Ia memutuskan menjadi pendeta dan mengajak teman-temannya sesama anak jalanan untuk kembali ke jalan yang benar.
"Sejak saat itu saya mengajak teman-teman yang dulu nakal agar tobat. Saya membina mereka dan saya membangun rumah singgah," jelasnya.
Cerita Rudi itu membuat Ganjar terpana. Ia mengacungi jempol dan mengajak ratusan anak muda yang hadir ke tempat itu untuk tepuk tangan.
"Kamu hebat lho, kisahmu sangat menginspirasi. Meski pernah salah, tapi segera sadar dan sekarang mengabdikan diri untuk masyarakat," ucap Ganjar.
Selain kisah Rudi, ada juga kisah Pipit, anak muda lain yang juga penyandang disabilitas. Meski memiliki kebutuhan khusus, namun Pipit tetap berjuang untuk mandiri. Bersama teman-teman komunitas difabel, Pipit membuat program UMKM. Ia berjualan sambal pecel, puding hingga telur asin.
"Kami tidak mau menyerah dengan kehidupan dan terus berusaha mandiri. Kami buat sambel pecel, puding dan telur asin untuk dijual. Sekarang penjualan lumayan dan omset saya Rp2 juta sampai Rp2,5 juta perbulan," ucapnya.
Ganjar pun kembali dibuat tersenyum bangga. Pertemuan dengan anak muda Madiun ini, membuatnya mendapat banyak ilmu.
"Ini keren-keren, kisah mas Rudi dan mbak Pipit sangat menginspirasi kita semua. Anak muda harus seperti ini, tidak boleh menyerah dengan kondisi apa pun. Harus berjuang mengejar mimpi. Tugas pemerintah adalah mendampingi dan memfasilitasi," ucap Ganjar.
Sejumlah program khusus anak muda memang menjadi prioritas Ganjar. Program internet super cepat, gratis dan merata, pembangunan creative hub di seluruh Indonesia serta program pendampingan anak muda lain akan digalakkan.
"Termasuk kita harus siapkan SDM nya, yang miskin kita jamin pendidikannya sampai sarjana. Ada program SMK Gratis lulus langsung kerja untuk keluarga miskin dan juga satu keluarga miskin satu sarjana. Kita yakin, pembangunan SDM adalah kunci bagi negara maju," pungkasnya.
Advertisement