Konflik hingga Wabah Yang Pernah Batalkan Haji, Ini Catatannya
Pemerintah Indonesia resmi mengumumkan membatalkan pemberangkatan Ibadah Haji 2020. Pembatalan ini menuai protes karena tidak melibatkan DPR, apalagi Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum mengumumkan apakah mereka akan meniadakan rangkaian ibadah haji.
Dalam sejarah Islam, peniadaan ibadah haji sebenarnya bukan kali ini terjadi. Dalam sejarah, pembatalan haji telah terjadi sebanyak 40 kali dengan catatan paling kelam terjadi pada abad ke-10 Masehi.
Saat itu, Sekte Qaramithah yang beraliran Syiah Islamiyah bercampur Gnostik menganggap ibadah haji adalah ritual pagan atau menyembah berhala. Karena itu, Sekte yang berpusat di Arab Timur ini menyerang Masjidil Haram pada tahun 930 Masehi dan membunuh 30 ribu jemaah serta membuang jasad mereka ke dalam sumur Zamzam.
Sekte Qaramithah juga sempat membawa Hajar Aswad ke basis kekuasaan mereka. Sejak saat itu, selama 10 tahun pelaksaan Ibadah Haji ditiadakan.
Selain kejadian memilukan itu, serangkaian sejarah juga mencatat beberapa momentum pembatalan ibadah haji.
Berikut catatan sejarah peniadaan Rukun Ibadah Haji, 40 Kali Haji Dibatalkan:
-Tahun 865: Pembatalan ibadah haji pertama kali terjadi pada tahun 865 Masehi ketika terjadi pemberontakan terhadap Kekhalifahan Abbasiyah yang dipimpin Ismail bin Yousef alias Al-Safak. Saat itu, Safak menyerang Bukit Arafah dan membuat banyak jemaah haji menjadi korban. Akibat serangan ini, ibadah haji dibatalkan.
-Tahun 930: Kisah pilu pelaksanaan Haji terjadi saat Abu Taher al-Janabi, menyerbu Mekah dan membunuh sekitar 30 ribu jemaah. Saat itu, pasukan Al-Janabi menjarah Masjidil Haram dan mencopot Hajar Aswad dari Kabah lalu membawa ke Bahrain.
Penjarahan bermula karena Sekte Qaramithah yang beraliran Syiah Islamiyah bercampur Gnostik menganggap ibadah haji adalah ritual menyembah berhala. Karena itu, Sekte yang berpusat di Arab Timur ini menyerang Masjidil Haram membunuh jemaah serta membuang jasad mereka ke dalam sumur Zamzam. Saat itu penyelenggaraan haji absen selama sepuluh tahun hingga Hajar Aswad dikembalikan.
-Tahun 968: Pembatalan ibadah haji juga pernah dilakukan saat pagebluk kekeringan menyerang Mekah. Unta-unta yang membawa para jemaah calon haji menuju Mekah mati karena kelangkaan air. Sementara peziarah yang mencapai Mekah tak mampu bertahan menghadapi penyakit.
-Tahun 983: Konflik antara Kekhalifahan Abbasiyah dengan Fatimiyah juga menjadikan pelaksanaan ibadah haji ditiadakan selama beberapa tahun dan baru bisa dibuka kembali pada tahun 991 Masehi.
-Tahun 1099: Konflik akibat kurangnya persatuan di antara pemimpin di jazirah Arab juga membuat umat khawatir berhaji sehingga pelaksanaannya saat itu juga dibatalkan.
Tak hanya konflik, beberapa kali wabah pagebluk penyakit juga menjadikan penyelenggaraan ibadah haji ditiadakan. Wabah itu di antaranya:
-Tahun 1831: Sebuah wabah masuk dari India dan menyebabkan 3/4 jumlah jemaah haji meninggal dunia. Saat itu pelaksaan ibadah haji juga langsung ditiadakan.
-Tahun 1837: Setelah Wahab dari India, Mekah juga sempat dilanda wabah mematikan hingga membuat pada tahun 1836 pelaksanaan haji dihentikan. Penghentian berlangsung hingga tahun 1840.
-Tahun 1846: Pagebluk kolera melanda Mekah hingga tahun 1850 dan membuat lebih dari 15.000 orang meninggal di kurun waktu empat tahun.
-Tahun 1865: Wabah kolera berulang di Mekah
-Tahun 1883: Pagebluk kolera semakin mengganas. Pandemi korona kala itu telah ditetapkan menjadi pandemi global sejak tahun 1858. Para jemaah haji asal Mesir juga sempat dikarantina di Laut Merah.