Konflik di Myanmar Memanas, China Siap Ambil Peran
Pemerintah China akhirnya mengambil sikap terkait situasi panas yang terjadi di Myanmar. Diharapkan ini mampu untuk menurunkan tensi antarpihak di negara tersebut dan tidak adanya tambahan korban jiwa lagi.
Diplomat tinggi pemerintah China, Wang Yi mengungkapkan hal itu, seperti yang dilansir dari Reuters, Minggu 7 Maret 2021.
Banyak negara, termasuk Amerika Serikat (AS) sempat meminta pemerintah China turun tangan. Hal tersebut diharapkan mengingat eratnya hubungan antar kedua negara.
"China ... bersedia untuk menghubungi dan berkomunikasi dengan semua pihak atas dasar menghormati kedaulatan Myanmar dan keinginan rakyat, sehingga dapat memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan," kata Wang dalam konferensi pers.
Wang juga ingin meyakinkan bahwa hubungan antara China dengan Myanmar tetap kuat.
"Tidak peduli bagaimana situasi di Myanmar berubah, tekad China untuk mempromosikan hubungan China-Myanmar tidak akan goyah, dan arah China untuk mempromosikan kerja sama persahabatan China-Myanmar tidak akan berubah," kata Wang.
Seperti diberitakan sebelumnya, kudeta yang dilakukan oleh junta militer Myanmar, Tatmadaw, terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, memicu pergolakan sipil dan aksi demonstrasi besar-besaran.
Muncul tagar #WhatsHappeningInMyanmar digunakan oleh warganet untuk memperlihatkan situasi terkini Myanmar kepada seluruh dunia. Demikian dikutip The Guardian, Minggu 7 Maret 2021.
Foto dan video yang beredar, menunjukkan ribuan orang berdemonstrasi, meneriakkan protes, dan aksi brutal aparat yang mencoba membubarkan mereka.
Dalam beberapa foto, terlihat pengunjuk rasa di Myanmar menggunakan gestur salam tiga jari, mengecup jari telunjuk, tengah, dan kelingking, lalu mengangkatnya ke udara.
Salam tiga jari disebut menyimbolkan semangat perlawanan sipil, yang menuntut kebebasan serta menentang opresi dari aparat militer.
Gestur salam tiga jari pertama kali terlihat di Myanmar, dalam aksi unjuk rasa yang digelar oleh tenaga kesehatan dan kaum muda pada awal Februari.
Salam tiga jari kembali terlihat pada 8 Februari 2021, saat aksi unjuk rasa besar-besaran digelar di jalanan kota Yangon.
Melalui sosial media, gestur itu menyebar luas dan menjadi simbol perlawanan serta solidaritas perjuangan demokrasi, yang selalu hadir di setiap aksi unjuk rasa. Beberapa tahun sebelum pergolakan sipil melanda Myanmar, tepatnya pada tahun 2014, salam tiga jari sudah terlebih dulu muncul di Thailand.
Gestur tersebut pertama kali muncul saat aksi unjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan oleh militer Thailand pada Mei 2014.
Setelah kudeta militer, sekelompok kecil pemuda berkumpul di depan pusat perbelanjaan untuk berunjuk rasa. Salah satu demonstran tiba-tiba mengangkat tangannya.
Salam tiga jari di Thailand dan Myanmar tidak muncul begitu saja. Gestur tersebut merupakan adaptasi dari karya fiksi populer, The Hunger Games.