Konflik Antar Suku, Ratusan Korban Tewas di Sudan Selatan
Ratusan penduduk sipil dan tiga relawan kemanusiaan tewas dalam konflik antar suku di Sudan Selatan, di Kota Jonglei.
Pertempuran antara Lou Nuer dan kelompok Murle pecah pada Sabtu, 16 Mei 2020 di sekitar Kota Pieri, dan mengakibatkan ratusan terluka dan ribuan masyarakat berpindah tempat, menurut Komisi Palang Merah Internasional (ICRC).
Kelompok relawan medis, Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan pada Selasa, jika mereka telah kehilangan satu relawan penduduk setempat dan dua terluka akibat bentrok tersebut. Seorang relawan Palang Merah juga meninggal.
ICRC memperingatkan jika pandemi covid menyulitkan evakuasi pasien terluka melalui udara dan untuk menyediakan operasi bagi yang terluka. ICRC menyebut jika korban akan lebih banyak jika konflik tetap menyala.
"Jika level kekerasan sama dengan yang kami lihat di tahun 2019, semakin banyak nyawa melayang dan covid menyulitkan respon kami," kata James Reynold, pimpinan delegasi ICRC di Sudan Selatan.
Misi perdamaian PBB yang ada di Selatan Sudan kini sedang melakukan penyelidikan, serta mengutuk kekerasan dan mendorong pemerintah untuk menemukan perjanjian dan negosiasi untuk mengangkat gubernur.
Wilayah Sudan Selatan digempur konflik internal berupa perang antar suku untuk memperebutkan lahan dan ternak, selama berabad-abad.
Namun, kekerasan meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah pemerintah setempat membentuk 10 kota baru di Februari, termasuk Jonglei, namun gagal untuk menyepakati siapa yang ditunjuk sebagai gubernur sehingga menyebabkan kekosongan kekuasaan.
"Kami mendorong pemerintah dan kelompok lain untuk berkompromi dan menyepakati pada posisi kritis ini sehingga negara bisa menjamin konflik tak lagi ada, membangun perdamaian, dan merespon pencegahan covid-19," kata David Shearer Kepala Misi PBB untuk Sudan (UNMISS), dialihbahasakan dari Reuters.
Advertisement